"Ayah itu cuma ada gangguan motoriknya bicaranya ya. Jadi menyerang syaraf yang mengakibatkan dia koma tahun 2008."
"14 hari di rumah sakit, semua hidupnya udah pakai ventilator," ungkap Dimas.
Saat itu, kondisi sang ayah memburuk hingga hampir tak tertolong.
Keluarga pun sepakat untuk mencabut alat ventilator pada tubuh sang ayah.
"Pada saat itu hari Jumat, dalam posisi medis tidak terbantu lah bisa dibilang gitu. Akhirnya keluarga ngambil keputusan untuk mencabut alat ventilator karena sudah tidak berfungsi," ucap Dimas.
Namun, saat itu ada kerabat yang menyarankan untuk menunggu waktu hingga hari Senin.
Ternyata, sang ayah minta perawat untuk melepas ventilator, menandakan kondisinya membaik.
"Ada kerabat yang bilang, 'Tahan dulu sampai Senin'. Sampai Senin, tiba-tiba subuh kami telepon sama susternya, ayah tiba-tiba nunduk untuk minta lepas alatnya," tambahnya.
Kejadian tersebut membuat Dimas lebih terpacu.
Kini, ia berusaha untuk meneruskan kebaikan yang dimiliki oleh sang ayah semasa hidupnya.
"Kejadian ayah pada saat itu menjadi pembelajaran bagi saya. Alhamdulillah membuat satu trigger."
"Tinggal anak-anaknya nih kami meneruskan apa kebaikan-kebaikan yang ayah lakukan itu bisa diteruskan sama anak-anaknya," tutup Dimas.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar