Setelah melepas lelah, oknum KKB itu lantas meminta bantuan berupa uang dan bahan makanan kepada kepala kampung.
Bantuan itu, katanya, untuk teman-temannya yang saat ini sedang berjuang di dalam hutan.
Mendengar permintaan tersebut, tuan rumah pun meresponnya. Namun bukan dengan memberikan bantuan seperti yang diharapkan.
Sebab saat itu tuan rumah pun sedang dalam kesulitan.
Mendengar jawaban itu, utusan KKB tersebut langsung pamit. Ia tak meninggalkan satu pesan pun kepada kepala kampung tersebut.
Namun tak lama berselang, dua orang pemuda datang lagi dengan maksud yang sama.
Kali ini nadanya tak lagi bersahabat. Berbekal senjata di tangan, mereka mulai melakukan tindakan yang tidak pada tempatnya.
Tanpa banyak bicara, mereka langsung melakukan penganiayaan. Kepala kampung itu dihajar babak belur gara-gara tak bisa memenuhi permintaan KKB.
Ironisnya, usai melancarkan tindakan kejam tersebut, KKB meninggalkan kepala kampung dengan sederet pesan penting.
Pesan itu, adalah mereka akan datang lagi untuk mengambil bahan bantuan sebagaimana yang sudah diminta.
Tak hanya itu. KKB pun memberikan tenggat waktu paling lama dua minggu untuk bantuan berupa uang dan bahan makanan tersebut.