Lantaran berada di bawa tekanan, kepala kampung itu pun tak banyak bicara. Ia hanya mengangguk lesu sembari berharap agar KKB segera meninggalkan honai yang ditempatinya.
Selang beberapa jam kemudian, kepala kampung itu menyuruh anak-anaknya agar mendatangi Pos Keamanan dan menemui TNI Polri.
Kiat itu dilakukannya dengan hati-hati, sehingga tak menimbulkan kecurigaan di kalangan KKB.
Bak gayung bersambut, tak lama berselang, aparat TNI Polri pun bertandang ke rumah kepala kampung.
Akan tetapi, kedatangan tamu kali tanpa seragam militer sebagaimana biasanya.
Kepada aparat keamanan itulah kepala kampung mengungkapkan unek-uneknya tentang perlakuan KKB terhadap dirinya.
Bahkan ia juga menuturkan tentang kehadiran anggota KKB muka baru, yang tak dikenalnya sama sekali.
Mendengar kisah tersebut, TNI Polri pun mengambil alih siasat untuk memenuhi permintaan anggota KKB tersebut.
Singkat cerita, sehari sebelum tiba waktunya KKB mengambil bantuan yang diminta, sejumlah karung dan dos-dos mie instan telah ditumpuk di depan rumah kepala kampung.
Sementara kepala kampung bersama keluarga dan warga lain terpaksa diungsikan ke tempat yang aman.
Hal itu untuk menghindari kemungkinan terjadinya kontak tembak antara TNI Polri dan para predator lainnya kebanggaan KKB.
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar