Mereka mendobrak pintu kepala kampung dan masuk ke dalam honai. Sesaat kemudian keluar lagi dan mereka mencarinya ke rumah tetangga.
Sementara pada saat yang sama, pria tersebut meniup pluit sebagai isyarat kepada teman-temannya agar segera ke honai kepala kampung.
Rupanya siasat yang dilakukan TNI Polri itu sangat jitu. Karena terbukti, satu per satu KKB mendatangi honai kepala kampung.
Tak dinyana, sikap agresif KKB tersebut berujung duka. Sebab KKB muka baru itu bakal tamat riwayatnya di tempat tersebut.
Dari video yang viral tersebut, terungkap bahwa maut yang datang menjemput KKB itu, bukan dengan senjata api sebagaimana yang terjadi selama ini.
Anggota baru KKB itu diberi pelajaran dengan cara-cara yang tak biasanya. Mereka diperlakukan seperti apa yang dilakukannya terhadap kepala kampung.
Anggota kelompok bersenjata itu dihajar terlebih dahulu baru akhirnya dikirim ke alam baka.
Tak disebutkan kapan peristiwa itu terjadi dan di wilayah mana kepala kampung mendapatkan perlakuan kejam dari KKB.
Namun dari video itu terlihat bahwa saat ini ruang gerak KKB semakin sempit, selain jumlah anggotanya semakin berkurang.
Sementara kehidupannya di hutan pun semakin tak menentu.
Bahan kebutuhan hidup makin sulit didapatkan. Sementara untuk membelinya ke kota, tak ada uang untuk ke sana.
Belum lagi pengawasan super ketat oleh aparat TNI Polri pada setiap tapal batas.
Dalam situasi yang demikian, tak ada cara lain bagi KKB, kecuali kembali pada tatanan hidup yang normal.
Karena tak mudah bagi Papua untuk merdeka. Sebab ruang kemerdekaan itu tak akan mungkin diperoleh sekali pun dicari ke ujung dunia.
(frans krowin/*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Manado |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar