Bahkan di rumah duka itu, prajurit TNI Polri duduk berdekatan dengan para pria KKB.
Sesekali terlihat mereka beradu pandang, meski cita rasanya berbeda antara satu sama lain.
Kendati kedukaan itu menyatukan berbagai rasa, tetapi gestur tubuh anggota KKB itu, beda dengan warga sipil lainnya.
Matanya jelalatan, sangat liar. Sementara gerakan tubuhnya seakan melampaui rasa waspada.
Tatapannya seolah hendak memangsai lawan, yang dalam hal ini adalah aparat TNI Polri.
Mungkin karena hati telah buta oleh dendam kesumat, sehingga ketika aparat TNI Polri beranjak pulang dari rumah duka, KKB pun buru-buru mengikutinya.
Entah dengan maksud apa anggota KKB tersebut bergegas meninggalkan rumah duka. Namun sinyal kejahatannya, telah ditangkap oleh aparat TNI Polri.
Lantaran tahu akan adanya bahaya, para prajurit TNI pun mulai merancang skenario untuk membuktikan benar tidaknya dugaan tersebut.
Makanya, saat meninggalkan kampung itu, langkah kaki aparat TNI Polri pun dipercepat.
Dan, setelah berada jauh dari pemukiman penduduk, prajurit TNI Polri tersebut coba-coba menengok ke belakang.
Tak dinyana, dari belakang di jalur jalan yang sama, tampak beberapa orang dengan langkah kaki yang terburu-buru.