"Beliau mengambil posisi paling belakang, karena ingin memastikan semua pada posisi safety. Beliau ingin menjaga safety yang lain.
Eril memastikan yang lain bisa sampai ke daratan, setelah itu ada arus yang tidak bisa dikendalikan," ungkap Elpi Nazmuzaman.
Segala persiapan dan pengorbanan yang dilakukan Eril berujung duka.
Air Sungai Aaree hari itu cukup dahsyat sehingga Eril tak bisa melawannya.
"Secara fisik mental ( Eril) siap, secara lokasi sudah dipastikan safety. Tapi mungkin ada sesuatu yang di luar ukuran manusia. Kebetulan di hari itu, debit air relatif lebih tinggi dibanding hari sekarang," imbuh Elpi Nazmuzaman.
Teriakan Eril pun menggema memanggil teman dan adiknya kalau ia dalam posisi bahaya.
"Help, help," teriak Eril.
Teman dan adiknya yang berada di lokasi berusaha menyelamatkan Eril.
Namun saking derasnya arus sungai saat itu, membuat Eril terseret air sungai.
Teriakan Eril pun menjadi kata-kata terakhirnya sebelum ia hilang terserat arus.
" Eril berteriak help dan kemudian keluarga yang berada di pinggir segera berlari mencari," kata Elpi.