Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bersumber dari Kelelawar, Virus Hendra Tercatat Jauh Lebih Mematikan Dibanding Covid-19, Waspadai Gejalanya yang Salah Penanganan Bisa Berujung Serius

Angriawan Cahyo Pawenang - Rabu, 01 Juni 2022 | 15:13
Virus Hendra diprediksi jadi next pandemi masyarakat mulai khawatir
pixabay

Virus Hendra diprediksi jadi next pandemi masyarakat mulai khawatir

Gridhot.ID - Baru saja selesai Covid-19, dunia kembali digegerkan dengan virus baru.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, virus Hendra tiba-tiba menjadi sorotan baru-baru ini.

Meski tergolong virus lama karen ditemukan pada tahun 1994, virus Hendra ternyata lebih mematikan dari Covid-19.

Melansir laman resmi unair.ac.id, Epidemiolog Universitas Airlangga (UNAIR) Laura Navika Yamani SSi MSi PhD menyebutkan, virus Hendra lebih mematikan dibanding virus Covid-19.

“Fatality rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi. Jika Covid-19 pada tingkat 3-4 persen, virus Hendra berada pada tingkat 50 persen kematian,” sebutnya.

Dikutip Gridhot dari Kontan, meski mematikan, virus bernama ilmiah Hendra henipavirus ini umumnya masih jarang ditemukan pada manusia.

Berdasarkan data dari tahun 1994 hingga 2013 dilaporkan tujuh kematian manusia akibat virus ini. Laura menjelaskan, virus Hendra ditemukan tahun 1994 pada wabah penyakit di kawasan Hendra, Brisbane, Australia.

Virus yang bersumber dari kelelawar ini dapati menyerang sistem pernafasan dan neurologi pada hewan dan manusia.

“Setelah ditelusuri, virus ini ternyata bersifat zoonosis yakni bisa berpindah dari host ke host, dari hewan ke manusia,” sebutnya. Lebih lanjut, masuknya virus ini ke tubuh manusia biasanya diperantarai oleh hewan mamalia.

“Kalau dari kelelawar langsung ke manusia biasanya sulit, karena sifat host-nya berbeda. Lebih mudah masuk dari perantara sesama mamalia, dalam kasus ini kuda,” sebutnya.

Baca Juga: Tak Peduli Tubuhnya Dihujani Peluru, Pratu Suparlan Prajurit Kopassus Tak Gentar Hadapi 300 Pasukan Fretilin Sendirian Tanpa Amunisi, Teriakan Takbir Iringi Serangan Pamungkasnya

Penularan virus Hendra dari kelelawar ke kuda menjadi wajar, terlebih mengetahui fakta bahwa keduanya memiliki habitat yang sama.

“Karena sifatnya menular melalui droplet, kelelawar pemakan buah yang memiliki habitat dengan kuda, dapat melakukan buang kotoran atau urine yang akhirnya bercampur dengan rumput yang menjadi makanan kuda. Sehingga rumput yang akan dimakan kuda, telah terkontaminasi dengan virus tersebut,” jelasnya.

Laura menyebut, virus Hendra bisa menular ke manusia melalui kontak erat, disertai tingkat higienitas yang rendah.

Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan gejala:

  • Demam
  • Batuk
  • Sakit pada tenggorokan
  • Ensefalitis atau radang otak
Di Australia, penyakit akibat virus ini dinyatakan sebagai kondisi endemis.

Artinya, kondisi dengan jumlah terkendali namun dapat mengancam kesehatan masyarakat karena sewaktu-waktu bisa menyebabkan wabah.

Meski belum pernah ditemukan di Indonesia, Laura menyarankan, informasi yang ada sebaiknya dijadikan peringatan tersendiri.

Hal ini mengingat Indonesia juga memiliki hewan ternak yang tidak sedikit.

"Pemerintah juga harus menyadari dan mengawasi bagaimana surveillance-nya, bagaimana cara agar hewan termasuk kuda tidak terjangkit virus Hendra,” jelasnya.

(*)

Source :Kompas.com kontan

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x