Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua sudah berkali-kali menyerang pos jaga dan aparat yang bertugas di lapangan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, beberapa minggu lalu juga dikabarkan serangan yang dilakukan KKB Papua memakan korban jiwa.
Banyak orang bertanya-tanya tentang cara KKB Papua mendapatkan persenjataan mereka.
Selain diselundupkan dari Papua Nugini, ternyata KKB Papua juga melakukan transaksi via online.
Namun sayangnya yang kali ini, para anggota KKB Papua mendapatkan apesnya.
Dikutip Gridhot dari Tribun Manado, tiga anggota Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ) di Papua kena tipu saat melakukan transaksi jual beli persenjataan.
Ketiga anggota kelompok separatis itu, dengan setengah berlari menemui prajurit TNI Polri yang kebetulan sedang beristirahat di sebuah kali kering.
Alhasil, ketiga oknum KKB itu diringkus aparat TNI Polri.
Dikutip dari PosKupang.com, kedatangan tiga awak KKB itu, tentu saja mengejutkan aparat TNI POlri yang sedang memantau keamanan di daerah tersebut.
Sebab tanpa hujan angin, ketiga anggota KKB tersebut datang menghadap aparat berseragam loreng seraya hendak mengadu.
Peristiwa yang tak lazim tersebut, kini viral di media sosial. Pasalnya, hal semacam itu janggal untuk daerah bergolak seperti Papua.
Tak disebutkan pada wilayah mana anggota KKB itu mengadu ke prajurit TNI Polri.
Tak dibeberkan pula di bawah kendali siapa tiga anggota KKB tersebut datang dan memohon bantuan TNI Polri.
Tapi dari fakta yang viral di media sosial terlihat tiga anggota KKB tersebut menemui prajurit TNI Polri yang sedang istirahat di kali kering di tengah hutan.
Tanpa membawa satu pun pucuk senjata api, tiga anggota KKB itu menemui aparat TNI Polri tanpa rasa takut sedikit pun.
Ketika muncul dari dalam hutan, kedatangan tiga anggota KKB itu sempat mengejutkan aparat TNI Polri.
Apalagi mereka datang dengan setengah berlari.
Sekilas terlihat, tiga anggota KKB itu sepertinya sedang dikejar-kejar.
Sebab saat menemui prajurit TNI Polri, mereka tampak ngos-ngosan.
Nafasnya tersengal-sengal dan seolah mereka telah berlari jauh entah kenapa.
Setelah beristirahat sejenak, tiga anggota KKB tersebut kemudian menceritakan sebab musebab hingga mereka memilih menemui TNI Polri di tempat itu.
w
Kisah yang dituturkan itu seketika viral di media sosial. Sebab yang apa yang diungkapkan sama sekali tak diduga sebelumnya.
Bahwa di antara ketiga pria tersebut, satu di antaranya tertimpa masalah.
Gara-gara masalah itulah yang mendorong mereka untuk memberanikan diri meminta bantuan ke aparat TNI Polri.
Bahwa anggota KKB yang tak disebutkan namanya itu ditipu oleh seorang pria melalui media sosial, FB (Facebook).
Kasusnya berawal tatkala pria anggota KKB itu mengenal seorang pria melalui media sosial.
Dari perkenalan tersebut, pria anggota KKB pun meminta bantuan temannya tersebut untuk mencarikan senjata api.
Soal harga bisa dinego. Tapi senjata yang dibeli hendaknya yang bagus supaya dapat digunakan untuk keperluan KKB.
Singkat cerita, tak lama berselang, pria itu memberi kabar baik, bahwa senjata api yang dibutuhkan sudah ada.
Senjata api yang tersedia di pasar gelap, kata anggota KKB menirukan ucapan temannya di FB, umumnya M-16, AK-47 juga HK-416.
Harganya berbeda-beda antara satu dengan yang lain. HK-416 merupakan senjata dengan harga yang paling mahal di susul M-16.
Sedangkan yang paling murah adalah AK-47, yang dijual di pasar gelap dengan harga Rp 125 juta per senjata.
Dari komunikasi tersebut akhirnya disepakati bahwa senjata api yang dibeli jenis AK-47 Rp 125 juta.
Untuk mendatangkan senjata yang dibutuhkan, anggota KKB tersebut diminta untuk mentransfer uang terlebih dahulu.
Setelah uang diterima, pengadaan senjata langsung dilakukan. Dan, pria anggota KKB itu akan mendapat senjata api pada titik yang ditentukan.
Pasca komunikasi tersebut, anggota KKB tersebut lantas menyerahkan uang sebagaimana yang telah dinegosiasikan.
Berselang dua pekan kemudian, barang yang dinantinya anggota KKB tersebut diantarkan ke tempat yang telah disepakati.
Senjata api itu dikemas dalam sebuah kotak yang tak terlalu besar. Maklum senjata api itu telah dipreteli semuanya.
Melihat kotak itu, pria anggota KKB bersama dua rekannya itu tersenyum sumringah. Mereka gembira, karena apa yang dicari akhirnya didapatkan juga.
Akan tetapi, detik-detik kegembiraan yang dirasakan anggota KKB itu hanya sesaat saja.
Pasalnya, ketika kotak tersebut dibuka, yang terlihat didalamnya bukan senjata api seperti yang dipesan.
Kotak itu ternyata berisi beberapa potongan pipa yang dipotong pendek dan dikemas seolah-olah senjata api.
Melihat fakta tersebut, pria anggota KKB itu langsung naik pitam. Ia sangat marah, karena telah ditipu.
Apalagi uang yang dikumpulkan sejak lama untuk membeli senjata, dipastikan hilang begitu saja.
Dalam situasi yang tak menentu, mereka pun sepakat untuk melaporkan masalah tersebut ke aparat TNI Polri.
Agar identitasnya sebagai anggota KKB tak diketahui TNI Polri, maka saat melaporkan kasus tersebut, ketiga pria itu tak membawa satu pun senjata.
Saat sedang dalam perjalanan menuju Pos Keamanan, mereka menemui prajurit TNI Polri yang kebetulan sedang beristirahat di tengah kali.
Seakan tak mau menyia-nyiakan kesempatan, pada saat itulah anggota KKB tersebut membeberkan semua fakta yang dialami.
Diceritakan pula tentang identitas pria yang diminta untuk membelikan senjata api tersebut.
Setelah semua data dibeberkan, aparat TNI Polri pun langsung bergerak.
Tak lama kemudian, oknum penipu itu diringkus pada sebuah honai tak jauh dari tempat itu.
Hal mengejutkan yang sama sekali tak disangka oleh KKB, adalah seusai meringkus dua oknum penipu tersebut, TNI Polri juga menahan tiga anggota KKB tersebut.
Alhasil, dalam kasus tersebut, aparat keamanan kebanggaan NKRI menggelandang lima orang ke Pos Keamanan.
Dari lima oknum tersebut, dua di antaranya adalah oknum penipu, sementara tiga lainnya merupakan anggota KKB.
Dengan demikian, semakin bertambah anggota KKB yang berhasil diamankan TNI Polri tanpa melepaskan tembakan.
Sementara di pihak lain, anggota KKB semakin berkurang. Karena satu per satu dari mereka ada yang dikirim ke alam baka, dan yang lainnya diproses sesuai aturan hukum yang berlaku.
(*)