Beberapa dari mereka dipercaya pernah bertugas di Detasemen L, unit cadangan SAS.
Dipahami mereka direkrut melalui grup WhatsApp untuk mantan anggota resimen yang berbasis di Hereford, Inggris.
Inggris dikabarkan juga telah membantu melatih beberapa pasukan Ukraina dalam metode penyergapan.
Sumber itu juga menegaskan bahwa pasukan itu telah berjanji untuk tetap tinggal di Ukraina hingga akhir perang.
Selain itu mereka menegaskan tak akan ditangkap tentara Rusia hidup-hidup.
“Mereka mengatakan tak boleh ditangkap dan menjadi tahanan, karena akan disiksa, diadili dan dieksekusi sebagai tentara bayaran asing,” katanya.
Pada pekan ini, dua prajurit Inggris yang berperang sebagai angkatan bersenjata Ukraina, dihukum mati oleh Rusia, melalui pengadilan buatan di Donetsk.
(*)