"Dari resimen ke-121, hanya kompi ke-4 (batalyon) yang berhasil sampai di sini," kata wanita itu.
Ia berujar bahwa unit militer menolak memberi tahu soal keberadaan suami mereka dan tidak ada informasi terkait hal itu.
"Di mana suami kami? Beginilah cara mereka memobilisasi suami kami, mengambil mereka dari pekerjaan mereka, mereka belum pulang sehari pun," kata wanita itu.
"Kami tidak tahu apa yang terjadi pada mereka sekarang, apakah mereka hidup atau tidak, tidak ada yang bisa memberi kami jawaban untuk itu. Bagaimana ini mungkin? Dua ratus orang, apakah itu jarum di tumpukan jerami? Jawab kami, untuk kepada siapa kita harus memohon?" tanya wanita dalam video itu.
Seorang pria menyela: "Apakah kita dimaksudkan untuk mengeluh kepada Putin?"
Wanita itu mengklaim, setengah dari pria yang dikerahkan untuk berperang di Ukraina pada akhir Februari "jelas tidak layak untuk bertugas."
Baca Juga: Amerika Serikat Mengira Putin Ingin Taklukan Seluruh Ukraina, Ini Kata Pejabat Pentagon
"Itu tidak mengganggu siapa pun, dan masih tidak. Di mana orang bisa menghilang di wilayah DPR, tolong beri tahu saya? Dua ratus prajurit!"
Dalam insiden terpisah di bulan Maret, ibu-ibu tentara Rusia yang marah menuduh Kremlin mengerahkan putra-putra mereka sebagai "makanan meriam."
"Kami semua tertipu, semua tertipu. Mereka dikirim ke sana sebagai umpan meriam. Mereka masih muda. Mereka tidak siap," kata seorang wanita dalam rekaman.
Video itu disebut menunjukkan konfrontasi panas dengan Sergey Tsivilev, gubernur wilayah Kemerovo.