Bahkan, burung-burung yang terbang di ketinggian yang lebih tinggi dari biasanya akan merasa kebingungan ketika angin Matahari tersebut menghantam Bumi. Ini bisa saja membuat mereka keluar dari jalur yang biasa dilewati.
Berbicara tentang angin Matahari, apa sebenarnya fenomena tersebut?
Mengenal Angin Matahari
Angin Matahari atau yang juga dikenal sebagai angin surya (Solar Wind dalam istilah Bahasa Inggris) adalah suatu aliran partikel bermuatan plasma yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar Matahari yang dikenal sebagai korona.
Kecepatan alirnya sekitar 400 km/detik, dengan waktu tempuh dari Matahari ke Bumi yakni selama 4 sampai 5 hari.
Ada pun beberapa penyusun angin surya atau angin Matahari ini. Terutama tersusun dari elektron dengan energi tinggi dan proton (sekitar 500 keV), yang mampu melepaskan diri dari gravitasi sebuah bintang karena energe termal atau panasnya yang sangat tinggi.
Menurut para ahli yang dikutip dari Space.com, lapisan terluar Matahari yang dikenal sebagai korona ini mencapai suhu hingga 2 juta derajat Fahrenheit atau 1,1 juta derajat Celcius.
Pada tingkat ini, gravitasi Matahari tidak dapat menahan partikel yang bergerak cepat, dan mereka akan mengalir menjauh dari bintang.
Akibat dari angin Matahari, banyak fenomena yang terjadi. Termasuk badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), bahkan juga menjadi penyebab sekaligus jawaban mengapa arah ekor komet selalu menjauhi Matahari.
Angin Matahari ini juga berpengaruh terhadap formasi bintang-bintang yang jauh.