Makanya tak butuh waktu lama, prajurit TNI-Polri telah berada pada area aman dan siap untuk mengeksekusi.
Ketika momen eksekusi hampir dimulai, helikopter yang sama secara tak sengaja terbang persis di atas markas KKB tersebut.
Mungkin karena kaget bercampur rasa takut, anggota KKB di markas itu tiba-tiba melakukan tembakan ke arah helikopter.
Pada situasi itulah prajurit TNI-Polri langsung menghujani tembakan tiada henti ke markas KKB itu.
Muntahan amunisi diarahkan sepenuhnya ke markas KKB, sehingga dalam waktu singkat, markas itu telah dikuasi.
Kesiagaan prajurit TNI-Polri dalam membumihanguskan markas KKB kini menjadi perbincangan publik.
Sebab dilakukan dengan cara yang sangat dramatis oleh para prajurit terlatih. Bahkan hanya dalam hitungan menit, markas KKB telah dikuasai seluruhnya.
Dari video yang viral itu tak diperlihatkan di wilayah mana TNI-Polri dengan gagah berani menumpas anggota KKB tersebut.
Tak disebutkan pula di bawah pimpinan siapa anggota KKB yang bermarkas di tempat itu.
Yang tersiar hanyalah gambar berisi proses penyerangan prajurit TNI-Polri ke markas tersebut.
Tersiar pula jalur pelarian anggota KKB melalui alur sungai yang ada di dekat markas persembunyian itu.
Meski berusaha melarikan diri sambil menenteng senjata, tapi beberapa di antaranya tertembak kala sedang menyusuri kali.
Dari peristiwa ini tampak jelas betapa KKB yang terlihat sangar kala beraksi, ternyata juga takut ketika menghadapi maut.
Oleh karena itu, daripada melancarkan aksi dan akhirnya tewas sia-sia, lebih baik anggota KKB segera kembali ke jalan yang benar.
Adapun beberapa kabupaten yang masih rawan dari aksi KKB Papua adalah Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.
Mengutip Kompas.com, ada 5 kelompok besar KKB dengan para pemimpinnya yaitu Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi dan Sabinus Waker.
Saban hari anggota KKB Papua berkelana kian kemari menenteng senjata sambil menakut-nakuti rakyat.
Mereka juga terus menebar provokasi dengan tujuan mendapat simpati dan dukungan masyarakat.
(*)
Source | : | Kompas.com,Pos-kupang.com |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar