Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

'Saya Mau Dibunuh', Rela Jaga Jenazah Sang Cucu hingga Tak Kuat dengan Bau Busuknya, Nenek di Surabaya Bongkar Fakta Kasus Bayi 5 Bulan Dianiaya Ibunya Sendiri

Desy Kurniasari - Senin, 27 Juni 2022 | 16:25
Tersangka Eka Sari Yuni Hartini (26), ibu yang tega aniaya bayinya hingga tewas di Surabaya, Selasa (21/6/2022). Ibunda Eka akhirnya tidur dengan jenazah cucunya itu selama 5 hari.
(TRIBUNJATIM.COM/ Luhur Pambudi)

Tersangka Eka Sari Yuni Hartini (26), ibu yang tega aniaya bayinya hingga tewas di Surabaya, Selasa (21/6/2022). Ibunda Eka akhirnya tidur dengan jenazah cucunya itu selama 5 hari.

Bahkan, nenek satu ini juga rela tidur bersama dengan cucunya meski sudah tewas.

Ternyata semua dilakukan karena nenek sangat takut dengan ancaman anaknya sendiri.

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya, Kompol Roycke Hendrik Fransisco mengungkapkan, ibunda tersangka mengetahui cucunya tewas, saat akan memberikan sang cucu susu, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.

Tersangka mengancam akan membunuh ESB jika memberitahukan orang lain, perihal kondisi sang anak yang telah tewas.

Kepada penyidik, tersangka berencana akan memakamkan jasad anaknya, sepulang dari acara kantor suami tersangka, di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, yang berlangsung sejak Jumat (24/6/2022) hingga Minggu (26/6/2022).

"Nenek sempat diancam akan dibunuh jika bercerita kepada orang lain," ujar Kompol Roycke Hendrik Fransisco di Mapolsek Wonocolo, Surabaya, Minggu (26/6/2022).

Baca Juga: Diduga Dibunuh KKB Papua, Bripda Diego Tewas Digeruduk Tiba-tiba Usai Dititipi Senjata yang Dibawa Rekannya, Kapolda Papua Murka Setengah Mati Tunjuk Sosok Ini

Sementara itu, ESB yang juga nenek korban mengaku, dirinya terpaksa merahasiakan kematian sang cucu, lantaran desakan yang disertai ancaman dari anaknya sendiri.

Dia menduga, anaknya takut jika dirinya membongkar kondisi sebenarnya sang cucu kepada para tetangga atau pihak kepolisian, rencana tersangka untuk berlibur dengan menghadiri acara kantor suaminya di Gunung Kidul, DI Yogyakarta, bakal berantakan.

"Saya takut sama EA, (mau) dibunuh. EA sudah ngancam saya, ojo ngomong disek, meneng, ngenteni aku sampai muleh (jangan sebarkan dulu, diam, tunggu aku sampai pulang). Iya (diancam dibunuh). Ya saya di dalam (rumah) terus enggak keluar," ungkap ESB saat ditemui TribunJatim.com di rumahnya.

Polisi pada akhirnya menemukan alasan sepele di balik sikap EA terhadap anaknya hingga berakhir meregang nyawa.

Persoalannya sepele. Tersangka mengaku geram dan jengkel mendengar rengekan dan tangisan sang bayi.

Source :Kompas.comTribunjatim.com

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x