Moonfish mengatakan, cara paling efektif untuk melawan pasukan militer Rusia dari udara adalah menggunakan pesawat jet tempur seperti F-15 dan F-16.
Sebelumnya, rekaman video menunjukkan Bayraktar berhasil menyerang barisan pasukan Rusia.
Tembakan drone tersebut meledakkan kendaraan personel lapis baja Rusia dan membuat pasukan Presiden Vladimir Putin tunggang langgang.
Bahkan, tank-tank dan senjata thermobaric Rusia terpaksa balik arah menghadapi serangan udara tersebut.
Mengingat peristiwa kacau di lapangan, sejauh ini hampir tidak mungkin untuk menilai seberapa sering dan seberapa sukses Ukraina telah menggunakan drone tersebut.
"Ada beberapa rekaman video yang diduga menunjukkan penggunaan TB2. Tentu saja, informasi pada titik ini terfragmentasi, dan perlu diambil dengan hati-hati," kata Gilli.
Menurut Gilli, memang ada kerjasama antara Ukraina dan Turki dalam pembelian dan rencana produksi Bayraktar TB2.
"Kami tahu bahwa Ukraina membeli beberapa TB2 selama beberapa tahun terakhir dan bahwa Turki dan Ukraina menandatangani perjanjian untuk produksi TB2 di dalam perbatasan Ukraina. Tetapi, sejauh yang saya tahu, produksi belum dimulai," tutur Gilli.
"Diduga, beberapa pesawat angkut sudah mengirimkan sejumlah drone sesaat sebelum dimulainya permusuhan dengan Rusia."
Dikutip dari Tribunnews pada 28 Juni 2022, sejak 2019, Kiev telah membeli puluhan drone dari Ankara.
Gilli pun menuturkan keunggulan drone tempur tersebut dan membandingkannya dengan buatan Amerika.