Namun, Fuji merasa keputusan mengambil semua pekerjaan itu tidak tepat lantaran ia belum bisa mengontrol waktunya sendiri.
"Pas diambil semua sama dia (Batara), aku nggak bisa kontrol. Kok nggak ada liburnya? Aduh nggak kuat, nggak kuat."
"Akhirnya baru bisa kontrol (waktu) 4 bulan kemudian," jelas Fuji.
Kini saat Fuji merasa lelah, dirinya akan memilih untuk menangis semalaman.
Fuji juga membongkar kalau dirinya pernah mengunjungi psikolog untuk berkonsultasi, tapi sesampainya di sana ia malah menangis tanpa henti.
"Waktu itu pernah ke psikolog. Lah, nangis ke psikolog 2 jam. Lama banget."
"Ujung-ujungnya nangis juga, mungkin karena kalau di psikolog ditanyain jadi nangis. Lebih terbuka kali ya unek-uneknya," akunya.
Tak lagi ambil pusing, Fuji memilih untuk tak menggubris komentar netizen yang bisa mempengaruhi mentalnya.
"Aku sudah filter komen Instagram kayak kata-kata kasar. Jauh-jauh ya, toxic-toxic people. Di awal parah banget."
"Aku sudah matiin DM aku dari Januari. Udah ya gue capek bacanya," pungkasnya.