GridHot.ID - Keberadaan KKB terus menjadi sorotan.
KKB Papua acap kali menebar teror baik kepada warga sipil maupun aparat TNI/Polri.
Melansir laman Kompas.com (11/08/2021), KKB beraksi di kawasan pegunungan di Papua.
Beberapa kabupaten yang hingga kini masih rawan dari aksi KKB Papua adalah Puncak, Yahukimo, Nduga dan Intan Jaya.
Sementara ada lima kelompok besar KKB Papua yang telah dipetakan dengan para pemimpinnya yaitu Lekagak Telenggen, Egianus Kogoya, Jhony Botak, Demianus Magai Yogi, dan Sabinus Waker.
Dari kelima kelompok tersebut, dua diantaranya disebut KKB paling berbahaya di Papua yaitu Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya.
Baru-baru ini, dilansir dari Tribun-Papua.com, KKB Papua diduga kehabisan stok amunisi.
Mereka pun berusaha mencara pasokan amunisi dengan berbagai cara.
Beberapa penghubung diminta untuk mencari amunisi dan senjata baru agar mereka memiliki amunisi yang cukup guna melakukan teror kepada masyarakat maupun aparat keamanan.
"Dan dari hasil penyelidikan kami. Kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung-penghubung untuk mencari senjata dan amunisi," kata Direktur Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faizal Ramadhani seperti yang dikutip dari Tribunjogja.com dari Tribun-Papua.com, Kamis (30/6/2022).
Rencana untuk mencari pasokan amunisi gagal total. Rencana tersebut tercium oleh aparat keamanan.
Polisi akhirnya berhasil menangkap salah satu penghubung yang selama ini diduga menjadi pemasok amunisi dan senjata bagi KKB Papua.
Pemasok amunisi yang amankan ini adalah seorang yang bekerja di instansi pemerintah atau disebut Aparatur Sipil Negara (ASN).
Diduga oknum ASN berinisial AN tersebut menjadi pemasok amunisi untuk KKB Papua di wilayah Nduga.
Dari tangan pelaku, polisi mengamankan total 615 butir peluru berbagai kaliber.
Kemudian juga mengamankan senjata rakitan jenis FN.
Saat ini aparat kepolisian masih mengembangkan kasus penyelundupan peluru ke KKB Papua ini.
AN sendiri masih menjalani pemeriksaan untuk mengungkap jaringan yang selama ini terlibat penyelundupan peluru ke KKB.
Sebab, AN diduga terkait dengan jaringan yang melakukan penyerangan terhadap anggota Brimob Polda Papua beberapa waktu yang lalu.
Dalam serangan tersebut, seorang anggota Brimob Polda Papua berinisial Bripda Diego Rumaropen gugur setelah dibacok oleh dua anggota KKB Papua.
Kombes Faizal Ramadhani menambahkan oknum ASN tersebut berencana untuk memasok amunisi bagi KKB Papua yang selama ini melakukan teror di wilayah Nduga.
“Inisial AN, saat ini di Wamena. Rencananya amunisi mau dibawa ke kelompok Nduga,” kata Kombes Faizal.
“Jadi kita yakin sekali dia akan dibawa ke Nduga. Tapi, kemungkinan akan bertemu dengan jaringan yang lain di Wamena. Kemudian baru dibawa ke Nduga,” bebernya.
ASN tersebut juga diduga memiliki jaringan terhadap kelompok yang terlibat dalam kasus pembunuhan anggota Brimob, Bripda Diego Rumaropen, beberapa waktu lalu.
“Setelah kita analisa antara kelompok yang menyerang Bripda Diego itu kemudian dengan ini ada beberapa titik temunya. Dan memang arahnya ke kelompok Nduga,” ucapnya. (*)