Walaupun mereka dari jenis manusia, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia pada umumnya.
Ciri utama mereka adalah perusak.
Jumlah mereka yang sangat besar, sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan seperti air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai.
Dalam Surah Al-Kahf bahwa Raja Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai di suatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya.
Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Yakjuj dan Makjuj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan Yakjuj dan Makjuj.
Kemudian Dzul Qarnain memenuhi permintaan mereka.
Menurut Al-Qur'an, Yakjuj dan Makjuj diisolasi di antara dua gunung oleh pasukan Dzul Qarnain beserta kaum yang terpencil yang meminta bantuan kepadanya.
Mereka meminta Dzul Qarnain untuk membuat dinding pembatas, agar kedua suku tersebut tidak keluar dan membuat kekacauan kembali, namun pada akhirnya mereka akan berhasil keluar dari dinding pembatas itu.
Asia Barat
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Ya'juj Ma'juj berada di belakang pegunungan Qoqaz (Kaukasus).