Menurutnya, keluarga korban seharusnya tidak menuruti pernikahan Erayani dan Mawar tanpa ada identitas pasti.
"Ya kenapa masih dinikahkan kalau sudah jelas identitasnya belum ada, saya juga tanya, ada curiga gak kalau si Erayani adalah perempuan, dan ibunya jawab sempat curiga, nah tetapi masih dinikahkan," katanya.
Ia menjelaskan, seharusnya sebelum proses pernikahan, harusnya pihak keluarga memastikan identitas dan sosok anak itu sendiri.
Ia juga menyalahkan keluarga korban, yang menikahkan ke duanya, tanpa adanya komunikasi dengan keluarganya.
Bahkan, Suryani juga membantah, bahwa ibu angkat Erayani dan anaknya ikut meyakinkan Mawar bawha Erayani merupakan laki-laki.
"Tidak ada video call, gak pernah komunikasi dengan keluarga saya," sebutnya.
Sebelumnya, Suryani membantah keterangan korban yang mengaku disekap oleh Erayani selama berada di Lahat, Sumatera Selatan.
"Itu tidak benar, dia happy-happy di Lahat, jalan-jalan. Dan tidak ada rencana pembunuhan, kita ada fotonya kalau dia senang di air terjun," kata Suryani.
Tidak hanya itu, kata Suryani, selama berada di rumahnya di Lahat, korban tidak protes, saat dikenalkan sebagai teman, bukan sebagai istri dari Erayani.
"Si Rara (panggilan Erayani), ngenanilinnya ke NA itu sebagai teman, tetapi tidak ada protes si NA-nya," katanya.
Saat itu, lanjut Suryani, NA terkesan santai saat dikenalkan sebagai teman Erayani. "Ya harusnya kan marah atau protes, ini tidak," sebutnya.