"Atas nama warga Papua Nugini, kami sekarang berdiri di sini untuk menyatakan diri bahwa kami siap untuk pergi dan berperang melawan tentara Indonesia karena membantu rakyat kami di Papua Barat,” kata juru bicara relawan Papua Nugini.
Keputusan untuk mendukung KKB Papua karena pemerintah mereka tidak mendukung rakyat Papua Barat.
“Pemerintah kami [di Port Moresby] tidak memiliki inisiatif untuk mendukung rakyat kami di Papua Barat, oleh karena itu kami masyarakat Sepik, siap untuk pergi dan mendukung,” katanya.
Mereka menolak KKB Papua disebut sebagai teroris.
“Pemerintah Indonesia menyebut mereka [OPM/KKB] teroris, tapi mereka bukan teroris—mereka berjuang untuk tanah mereka," tandas dia.
Sebelumnya keberadaan KKB Papua mengkhawatirkan Papua Nugini atau PNG.
Pasalnya, banyak anggota KKB Papua nekat masuk Papua Nugini atau dengan alasan menjenguk keluarga. Namun saat pulang mereka membawa senjata.
Hal ini terungkap dari video yang viral di media sosial. Seorang pria diduga anggota KKB Papua saat sedang berada di Papua Nugini dicurigai membawa senjata api.
Dia tampak tidak tenang, terlihat dari gestur tubuhnya. Tatapan matanya tampak liar. Celingak celinguk seakan-akan hendak menyerang atau diserang.
Ia membawa koper besar diduga berisi senjata api. Padahal waktu tiba di Papua Nugini, dia tidak membawa barang dalam jumlah banyak.
Hal itu membuat warga sipil Papua Nugini cemas. Mereka takut jangan sampai ada insiden yang menimbulkan duka di kalangan mereka.