Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedang panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.
Pisau Fairbairn & Sykes bukan dibuat untuk mengiris, melainkan menusuk.
Bilah pisau didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia.
Jadi, saat digunakan untuk melawan musuh, pisau itu bisa langsung menusuk jantungnya.
Tak cukup membuat pisau saja, Fairairn & Sykes pun menciptakan sebuah teknik bela diri dengan pisau tersebut.
Teknik itu mereka namai 'Defenfu System'.
Ketika Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia diperintahkan untuk memberikan pelatihan Defenfu System kepada pasukan khusus Inggris.
Fairbairn juga ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau itu kepada Office of Strategic Services (OSS).
Saat itu, Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang.
OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.
AS menilai pisau buatan Fairbairn sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Hingga akhirnya, pisau tersebut menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.
Beberapa pasukan khusus pengguna setia pisau itu adalah Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura.
Sedang di Indonesia sendiri kehadirannya tidak terlalu jelas.
Beberapa literatur menyebut bahwa pisau ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus, saat masih menyandang nama Kopassandha.
Siapa yang membawa pisau Fairbairn & Skyes ini masih belum ada kejelasannya.
Yang jelas, pisau ini telah menjadi saksi mata tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.
(*)
Source | : | tribunnews,intisari |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar