Denada menilai bahwa kesembuhan putri kesayangannya itu sebagai mukjizat dari Tuhan.
"Ini mukjizat, ini kebesaran Tuhan yang aku syukuri terus setiap saat," ungkapnya.
Awalnya, Denada seolah tak percaya mendengar anaknya sudah berhasil sembuh dari leukemia.
Saat itu, ia berkali-kali menanyakan kepada dokter mengenai kemoterapi yang sudah tidak harus dijalani putrinya.
"Sampai hari itupun, selesai kemo aku cuma diam saja. Terus, aku samperin dokternya. Aku bilang, 'Dok, so this the last chemo?' Dia bilang, "yes yes', okeh. 'No more chemo?' 'no'," ujar Denada sembari menirukan percakapannya dengan dokter.
"Aku kayak, ya sudah aku yang jalan saja, melakukan kegiatan saja. Dalam hatiku dan pikiranku masih memproses ini artinya apa," kata Denada.
Sampai akhirnya, Denada benar-benar yakin bahwa Aisha sembuh dari leukemia dan tak lagi harus menjalani kemoterapi.
Ia langsung menangis haru setelah disadarkan oleh dokter bahwa kesehatan Aisha sudah hampir sembuh.
"Di situ aku cuma diem dan aku nangis, dan aku dipeluk sama dia (dokter), dia ketawa," ujarnya.
Perjuangan Denada Dampingi Putrinya Jalani Pengobatan Leukemia
Selain itu, Denada mengaku beberapa kali mengalami kondisi ketika saldo tabungannya hampir terkuras habis saat tinggal di Singapura.