"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Kini Hendropriyono tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.
Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendropriyono, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.
Hendropriyono takut Ah San keburu menusuknya. Hendropriyono lalu melompat dan menendang dada Ah San.
Berhasil, tetapi sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendropriyono hingga sampai tulang.
Darah langsung mengucur
Ah San kemudian berusaha menusuk dada kiri Hendropriyono. Hendropriyono berusaha menangkis dengan tangan.
Akibatnya, lengannya pun terluka parah dan jari-jari kanannya nyaris putus.
Dan celakanya, pistol di pinggang belakang Hendropriyono melorot masuk ke dalam celananya.
Butuh perjuangan baginya untuk meraih pistol itu dengan jari-jari yang nyaris putus.