Aparat kepolisian pun meminta agar para pekerja di luar Distrik Oksibil untuk waspada.
"Kita sudah imbau karena kita dapat informasi juga, khususnya pekerja di distrik-distrik di luar Oksibil untuk berhati-hati," kata Cahyo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (20/8/2022).
"Kita memang tidak bisa memerintahkan mereka tarik karena itu menghambat (pembangunan). Cuma, kita harus sesuaikan dengan situasi dan ancaman yang ada," sambungnya.
Aparat kepolisian, kata Cahyo, mendapat informasi adanya pergerakan dari KKB kelompok Lamek Taplo.
"Dari hasil pemantauan dan patroli, kami dapat informasi memang ada pergerakan (KKB), cuma mau ke arah mana kami belum tahu," kata dia.
Cahyo juga mewaspadai kejadian pembantaian warga sipil seperti di Kampung Nogolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.
Ia waspada, pembantaian tersebut memicu aksi serupa di wilayahnya.
Meskipun umumnya KKB bergerak di wilayah hutan yang tidak terdapat jaringan telekomunikasi, namun mereka masih mengikuti informasi yang terjadi di laur daerahnya.
"Gerakan mereka ini bersifat lokal tapi disiarkan lewat media sosial, takutnya itu (kejadian Nduga) memotivasi mereka untuk melakukan hal yang sama," katanya.
Karena itu, aparat keamanan mendatangi para pekerja di sekitar Oksibil yang masih bisa diakses melalui transportasi darat supaya lebih waspada.