Kelenjar pituitary atau hipofisis ini berfungsi untuk menghasilkan banyak hormon penting bagi metabolisme tubuh kita. Beberapa jenis hormon yang dihasilkan adalah TSH (thyroid-stimulating hormone), FSH (follicle-stimulating hormone), LH (luteinizing hormone), Kortikotropin, dan hormon pertumbuhan.
Ketiga hormon pertama diketahui bertugas untuk mengendalikan fungsi kelenjar endokrin lainnya.
Selain itu, juga berfungsi untuk merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan hormon.
Saat kelenjar hipofisis ini terganggu, termasuk mengalami penyusutan, maka tidak dapat memproduksi satu atau lebih hormon dalam jumlah yang cukup dan menyebabkan terjadinya kelainan.
Penyebab penyakit Empty Sella Syndrome
Seperti yang dialami Ruben Onsu saat ini, Viola menjelaskan bahwa berdasarkan pernyebabnya, penyakit Empty Sella Syndrome ini dapat dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder.
"Yang primer itu jika tidak ada penyebab lain yang mendasari,” kata Viola kepada Kompas.com, Kamis (22/7/2022).
Sementara itu, untuk penyebab sekunder yakni jika ada kondisi lain yang menyebabkan kelenjar pituitari menjadi menyusut atau tertekan.
Contoh dalam kasus penyebab sekunder penyakit Empty Sella Syndrome ini adalah pada kondisi pasca trauma kepala, adanya infeksi, tumor, intracranial hypertension dan lain-lain.
Apakah Empty Sella Syndrome seperti yang dialami Ruben Onsu bisa disembuhkan?
Dijelaskan Viola, pada dasarnya penyakit Empty Sella Syndrome ini juga sama seperti penyakit lainnya yang masih bisa disembuhkan dengan mengatasi penyebab serta gejala-gejalanya.