Kasus terakhir terjadi di Kampung Nanggolait, Kabupaten Nduga, Papua. Dalam insiden itu sejumlah warga sipil dibantai secara sadis. Mereka dihabisi walau warga sipil itu tak bersenjata.
Saat ini, para pejabat negara juga telah dijadikan sebagai musuh. Salah satunya adalah Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw yang adalah mantan Kapolda Papua.
Ini terjadi karena Paulus Waterpauw senantiasa mendorong pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di daerah tersebut.
Pemekaran wilayah itu, tak disukai oleh TPNPB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ).
Makanya melalui organisasi sayap di Kodap-Kodap, TPNPB-OPM meminta para pejabat untuk segera menghentikan upaya untuk memekarkan Papua.
Untuk hal tersebut, KKB Papua pun mengultimatum para pejabat untuk memilih, melanjutkan rencana pemekaran dan akan ditembak mati, ataukah menghentikan pemekaran supaya tidak ditembak.
Ultimatum ini disampaikan secara tegas oleh Panglima Kodap III Ndugama, Egianus Kogeya.
Dalam pernyataannya yang viral di media sosial, Egianus Kogeya mendesak para pejabat agar menghentikan sekarang juga proses pemekaran yang sedang dilakukan.
Penghentikan pemekaran itu, katanya, harus dilakukan oleh pemerintah pusat dan para pejabat Indonesia yang bertugas di Papua.
Alasannya, seluruh rakyat bangsa Papua telah memilih untuk merdeka, lepas dari Indonesia yang disebutnya sebagai penjajah.
"Untuk apa dilakukan pemekaran kalau kami bangsa Papua tidak menginginkan itu. Saat ini kami bersama seluruh rakyat hanya ingin merdeka. Jadi hentikan pemekaran sekarang juga," tandas Egianus Kogeya.
Kalau ini tidak dihentikan, lanjut Egianus Kogeya, maka tidak ada cara lain, kecuali para pejabat akan tembak mati oleh anggota KKB.
"Sekarang tinggal pilih, kalian mau lanjutkan pemekaran dan akan kami tembak mati, atau hentikan pemekaran supaya kalian selamat," tegas Egianus Kogeya. (*)
Source | : | Kompas.com,Pos-Kupang.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar