Tak hanya itu, menurut Zoya, banyak orang yang justru hanya melihat dari sisi penembakan saja, dan tidak terlalu melihat sisi dugaan adanya pelecehan seksual.
"Banyak orang yang fokus soal drama penembakannya saja, karena terlalu banyak skenario, terlalu banyak drama sehingga orang tak terlalu peduli pada dugaan pelecehan seksual. Ini katanya ada teriakan, ya kalau memang ada perselingkuhan, kenapa orang enggak mau lihat sisi pelecehannya dulu. Tetap apapun yang terjadi kita kan enggak ada yang tahu," kata Zoya.
Zoya mengatakan bahwa perempuan dengan kedudukan seperti itu (sebagai istri seorang Jenderal) pasti akan merasa malu mengumbar pelecehan yang dialaminya.
"Boro-boro bisa bicara, dengan kedudukannya sebagai istri Jenderal terduga korban pasti merasa malu untuk mengumbar bahwa dia mendapatkan pelecehan seksual. Bahkan untuk melapor saja dia sudah termasuk mengumpulkan kekuatan lho," kata Zoya.
Untuk diketahui, Brigadir J dikabarkan tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo pada 8 Juli 2022.
Polisi mengklaim peristiwa saling tembak berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo.
Sementara itu, keluarga Brigadir J tak percaya dengan penjelasan polisi dan menduga Brigadir J disiksa dan dibunuh secara berencana.
Lantas siapa sosok Zoya Amirin yang membahas dugaan pelecehan pada kasus kematian Brigadir J?
Perlu diketahui, Zoya Amirin bukan orang baru dalam dunia seksolog.
Mengutip Tribunnews.com, Zoya adalah seorang psikolog seksual bersertifikasi, yang aktif menyuarakan anti pelecehan seksual, kekerasan seksual, isu sosial lainnya.
Source | : | Tribunnews.com,GridFame.ID |
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar