Gerakan itu diduga bagian dari batok kepala anggota KKB Papua. Sebab selain muncul di bagian atas tembok bangunan, batok kepala juga bergerak ke arah kiri dan kanan.
Lantaran gerakannya super cepat, sehingga sulit bagi prajurit TNI Polri untuk membidikkan senjata agar tepat sasaran.
Dalam kondisi seperti itulah, sekilas terlintas ide untuk melumpuhkan KKB dengan cara yang tak biasa.
Berbekal secuil pemahaman tentang posisi tembok bekas bangunan saat diobok-obok beberapa waktu lalu, sniper TNI Polri pun mulai melaksanakan tugas.
Ia tidak menembak langsung ke bagian kepala anggota KKB Papua, tetapi menembak ke arah samping setelah memperhitungkan arah pantul amunisi.
Oleh karena itu, meski posisi pos keamanan berhadapan langsung dengan bekas bangunan tembok tersebut, tetapi untuk melumpuhkan lawan, sang sniper mencobanya dengan menembak ke arah samping.
Kendati sempat ragu dengan cara tersebut, namun dari kalkulasi yang sudah dibuat, cara itu akan lebih efektif.
Pasalnya, lawan bukan tertembak dari bagian atas bekas tembok, tetapi dari arah samping, hal mana tak pernah disangka oleh anggota KKB.
Setelah merasa yakin dengan cara tersebut, sang sniper pun mulai mengutak-atik senjata yang dipunyainya.
Ia memasukan amunisi ke magasin kemudian mengarahkan moncong senjata ke posisi di mana anggota KKB Papua bersembunyi.
Kala itu, jantungnya berdebar sedikit lebih cepat. Pasalnya, tembakan yang akan dilakukan, bukannya langsung mengenai tubuh anggota KKB seperti yang lazim dilakukan selama ini.