GridHot.ID - KKB Papua masih menjadi pembicaraan panas hingga sekarang.
KKB Papua merupakan singkatan dari Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua.
KKB Papua memiliki tujuan untuk melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Oleh karena itu, KKB Papua dapat disebut sebagai gerakan separatis, yang gerakannya kerap memakan korban jiwa.
Dilansir dari Kompas.com, sebelum lahir dengan sebutan KKB, kelompok ini dulunya dikenal dengan nama Organisasi Papua Merdeka (OPM).
OPM didirikan pada 1965 untuk mengakhiri pemerintahan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang sebelumnya disebut Irian Jaya.
Dilansir dari Tribun-Papua.com, Nicholas Messet menjadi salah satu pendiri OPM.
Namun Nichols Messet memutuskan untu kembali ke NKRI pada 2007 silam.
Nicholas Messet mengisahkan perjalanan hidupnya dalam sebuah video yang diunggah di akun Facebook Yudi Prasetyo Djojokusumo.
Nicholas Messet juga mengurai alasannya kembali ke NKRI.
Nicholas Messet bercerita ia terhenyak manakala mendengarkan pengakuan Nicolaas Jouwe soal pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy.
Dalam pertemuan itu, Nicolaas Jouwe disadarkan oleh Kennedy soal kecurangan Belanda.
Untuk diketahui, Nicolaas Jouwe merupakan pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dan dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda.
"Pada 24 Agustus 1828, Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda. Itu artinya Anda (Papua) adalah bagian dari Indonesia,” kata Kennedy kepada Nicolaas Jouwe, sebagaimana diceritakan Nicholas Messet dalam video tersebut.
Berdasarkan cerita Jouwe tersebut, Nicolaas Messet kemudian memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.
Sebelum mengambil keputusan itu, Nicholas Messet mengaku telah berkeliling dunia selama 40 tahun untuk mencari arti kemerdekaan.
Khususnya untuk menjawab pertanyaan, apakah benar bangsa Papua itu merdeka?
“Setelah mendapat jawaban dari bapak almarhum Nicolaas Jouwe di Belanda, maka saya berpikir bahwa saya harus kembali ke Republik Indonesia. Dan saya kembali tahun 2007,” terangnya.
Nicholas Messet mengaku menjadi salah satu orang yang ikut mengibarkan bendera bintang kejora Papua pada tanggal 1 Desember 1961.
Kala itu, dia masih berusia 15 tahun. Dia mengatakan tidak banyak orang yang hadir dalam acara tersebut.
Terlepas dari itu, dia kini tegas mengakui bahwa Papua sudah merdeka di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
"Mengapa saya katakan demikian? Karena pada tanggal 24 Agustus 1828 pemerintah Belanda atau pemerintah Kolonial Belanda waktu itu resmi menyatakan bahwa tanah Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda," tegasnya.
"Sementara Hindia-Belanda itu dijajah oleh pemerintah Belanda. Untuk itu, kita sudah merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kita adalah bagian dari Republik Indonesia," tekannya.
Atas alasan itu, dia mengajak para simpatisan OPM untuk bangun dari tidur dan sadar bahwa cita-cita pembentukan negara Papua adalah tipu daya Belanda.
“Jadi untuk saya, bendera itu kenangan lama. Kenang-kenangan yang Belanda menipukan kita bahwa kita akan menjadi satu negara sendiri di luar dari Republik Indonesia,” tandasnya.(*)