GridHot.ID - Pada 2018 lalu, bocah NTT bernama Yohanes Ande Kala sempat viral dan ramai diperbincangkan di berbagai media.
Saat itu, Yohanes Ande Kala alias Joni dengan heroik memanjat tiang bendera saat anggota pengibar tak bisa mengerek bendera Merah Putih karena talinya putus.
Dilansir dari TribunJakarta.com, Joni yang ketika itu masih berusia 14 tahun memanjat tiang bendera setinggi lebih dari 10 meter.
Joni sempat berhenti di tengah tiang guna mengatur napas lalu kembali melanjutkan sampai ke puncak dan mengambil tali bendera.
Setelah Joni turun, tali kembali diikatkan ke bendera dan Merah Putih berkibar di Upacara Peringatan HUT ke-73 Republik Indonesia Pantai Motaain, di perbatasan NTT dan Timor Leste.
Berkat aksinya itu, Joni sampai diundang ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Agustus 2018.
Melansir Kompas.com, Joni juga mendapat bantuan yang totalnya Rp75 juta.
Rp50 juta di antaranya merupakan uang pemberian pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Sayangnya, semua uang tersebut sudah tidak tersisa.
Pasalnya uang tersebut sudah digunakan untuk biaya pengobatan sang ayah.
Diketahui, ayah Joni meninggal beberapa waktu lalu.
Kini Joni hidup dibantu oleh dua orang kakaknya yang bekerja di Malaysia dan Surabaya.
Bahkan demi mengurangi beban orang tuanya, Joni sampai tinggal di asrama TNI Angkatan Darat Kompi Senapan B.
Alasan lain karena jarak asrama dan sekolah dekat.
Sementara jarak rumahnya ke sekolah sekitar 20 kilometer jika ditempuh menggunakan sepeda motor.
Joni yang duduk di bangku kelas XI SMAN 1 Atambua bercita-cita ingin menjadi anggota TNI.
"Alasan saya mau jadi anggota TNI, agar bisa menjaga perbatasan Motaain (perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste)," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (6/8/2022). (*)