Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Taiwan mengutuk "tetangga jahatnya" pada Jumat (5/8) setelah China menembakkan beberapa rudal ke perairan sekitarnya, sebanyak empat di antaranya terbang di atas ibu kota Taiwan, Taipei.
Rudal China terbang di atas Taipe belum pernah terjadi sebelumnya selama latihan tembakan langsung.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kontan.co.id, 5 Agustus 2022, China meluncurkan latihan militer terbesarnya di laut dan langit di sekitar Taiwan pada Kamis (4/8), sehari setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipe membuat marah Beijing.
Kementerian Pertahanan Jepang, yang melacak latihan militer China tersebut, pertama kali melaporkan empat rudal terbang di atas ibu kota Taiwan.
Jepang juga mengatakan, lima dari sembilan rudal yang China tembakkan mendarat di zona ekonomi eksklusif (ZEE) mereka, juga yang pertama, mendorong Tokyo untuk meluncurkan protes diplomatik.
Sementara Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, rudal-rudal China itu berada tinggi di atmosfer dan bukan merupakan ancaman. Tapi, tidak memberikan perincian jalur penerbangan rudal tersebut.
Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang menyatakan pada Jumat, China telah secara sewenang-wenang menghancurkan Selat Taiwan yang menjadi salah satu jalur tersibuk di dunia dengan latihan militer.
Dia menyebut China sebagai "tetangga jahat", ketika ditanya tentang peluncuran rudal tersebut. Dan, tindakan China dikutuk oleh negara-negara tetangga dan dunia, Su menambahkan.
Menanggapi latihan militer China, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, negaranya tidak akan memprovokasi konflik tetapi akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 5 Agustus 2022, China menerbangkan beberapa pesawatnya dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan dalam hari pertama latihan militer besar di Selat Taiwan, Kamis (4/8/2022).
Militer China mengonfirmasi beberapa penembakan rudal konvensional di perairan Taiwan sebagai bagian dari latihan yang direncanakan di enam zona.
Latihan militer yang digelar setelah kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan tersebut akan berlangsung hingga tengah hari pada Minggu (7/8/2022).
Media China, CCTV, menyebutkan bahwa lebih dari 100 pesawat, termasuk jet tempur dan bomber, dilibatkan dalam latihan, sebagaimana dilansir Independent.
"Kolusi dan provokasi AS-Taiwan hanya akan mendorong Taiwan ke jurang bencana, membawa malapetaka bagi rekan-rekan Taiwan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan bahwa pihaknya mengirim beberapa jet tempur untuk mengusir 22 pesawat China yang garis tengah Selat Taiwan ke zona identifikasi pertahanan udara.
Kementerian tersebut menambahkan, pasukan Taiwan menembakkan suar pada Kamis malam waktu setempat untuk mengusir empat pesawat tak berawak yang terbang di atas wilayah Kepulauan Kinmen.
Kementerian Pertahanan Taiwan juga menuturkan bahwa rudal-rudal yang ditembakkan China terbang tinggi ke atmosfer dan tidak menimbulkan ancaman.
Di sisi lain, Jepang mengeluarkan protes karena lima rudal China disebutkan mendarat di zona ekonomi eksklusifnya.
Menanggapi latihan China, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berujar, negaranya tidak akan memprovokasi konflik. Tetapi, akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya.
"Taiwan tidak akan pernah tumbang oleh tantangan. Kami tenang dan tidak terburu-buru, kami rasional dan tidak provokatif, tetapi kami juga akan tegas," kata Tsai dalam pesan video kepada rakyat Taiwan.
Taiwan melaporkan, sebanyak 11 rudal balistik Dongfeng dari China telah ditembakkan di perairan terdekat.
Para pejabat Taiwan beranggapan, latihan itu melanggar aturan PBB.
Untuk mengindari ketegangan lebih tinggi dengan Beijing, AS memutuskan untuk menunda peluncuran uji rutin rudal balistik antarbenua Minuteman III.
Melintasi Selat Taiwan
Beberapa sumber dari Pemerintah Taiwan melaporkan, sebelum latihan militer China resmi dimulai, kapal angkatan laut dan pesawat militer China sempat melintasi garis tengah Selat Taiwan beberapa kali.
"Mereka terbang masuk dan kemudian terbang keluar, lagi dan lagi. Mereka terus mengganggu kami," kata sumber-sumber tersebut.
China, yang telah lama menyebut Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, mengatakan bahwa urusannya dengan Taipei adalah urusan internal.
Sedangkan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai tindakan tidak bertanggung jawab dan sangat tidak rasional.
Wang mengatakan, China telah mencoba untuk mencegah krisis dengan cara diplomatik tetapi tidak akan pernah membiarkan kepentingan intinya dilukai.
(*)