Samuel mengatakan, di tengah rasa putus asa itu, dia berdoa, menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan agar semuanya dapat terungkap.
"Saya serahkan saja kepada Tuhan. Saya berdoa, mungkin inilah jawaban Tuhan, dibuka hati dan pikiran saudara semarga saya saya seluruh Indonesia dan juga dukungan masyarakat luas untuk mengungkap kebenaran," tuturnya.
Samuel beberapa kali berangkat dari kediamannya yang berada di Sungai Bahar, Jambi, ke Jakarta sejak meninggalnya Brigadir J.
Semua itu bisa dilakukannya berkat dukungan moril dan materil dari pihak yang mendukung perjuangannya.
Di tempat yang sama, Ramos Hutabarat dari Hutabarat Lawyer menjelaskan, mereka yang turut mengambil peran mengungkap kasus ini memiliki "rel" yang berbeda dengan tim yang dipimpin Kamaruddin Simanjuntak.
Dua tim pengacara ini bekerja bersama dengan jalan yang berbeda.
"Biasanya lawyer dibayar. Kalau Hutabarat Lawyer justru membayar, memberikan bantuan hukum dan finansial," jelas Ramos.
Dia mengatakan, mereka memfasilitasi berbagai kebutuhan untuk mengungkap kebenaran yang diperjuangkan oleh keluarga Samuel Hutabarat itu, karena ada rasa senasib sepenanggungan sebagai sesama marga Hutabarat.
Sebelumnya diberitakan, pada kasus kematian Brigadir J, Tim Khusus yang dibentuk Kapolri telah menetapkan empat tersangka.
Di antara nama tersangka itu adalah seorang jenderal bintang dua, yakni mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.