Dua pasukan elite itu antaranya, dari Satuan Bravo 90 Kopasgat TNI AU dan dari US Army, yang menggunakan kendaraan tempur taktis (Rantis) milik Kopasgat jenis P6 Atav V3 PT. SSE.
Pada latihan tersebut disaksikan langsung, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kapuslaiklambangjaau, Pangkoopsud I, Dankopasgat, Kadispenau, Gubernur Sumatera Selatan, Ketua DPRD Provinsi Sumsel, beberapa pejabat dari TNI-AD dan Polda Sumsel, Forkopimda lainnya, beserta para pejabat dari Mabesau.
Kembali melansir Kompas.com, latihan gabungan Super Garuda Shield 2022 dipandang sangat strategis bagi Indonesia.
Hal itu diungkapkan Peneliti Senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadi seperti diberitakan Kompas.com. "Sehingga, ini bisa dianggap pengakuan dari AS bahwa Indonesia sebagai negara besar di kawasan Asia Tenggara yang patut diperhitungkan dari aspek politik dan militer," katanya.
Selain itu, Super Garuda Shield juga dapat menjadi sinyal bagi negara mana pun di wilayah Indo-Pasifik bahwa Indonesia adalah sahabat dekat AS.
Beni meyakini, latihan Garuda Shield 2022 tidak akan memicu konflik di kawasan, terlebih laut China Selatan diprediksi rawan konflik dalam periode 5-10 tahun ke depan.
"Sehingga, RI harus siap siaga dalam mengantisipasi konflik di kawasan dengan meningkatkan kemampuan militer melalui latihan bersama dan melakukan pembelian alutsista untuk modernisasi angkatan bersenjata," katanya. (*)