"Secara kejiwaan mentalnya kena, kan menembak darah muncrat, jaraknya kan cuma 2 meter. Kalau lihat darah kan jiwa langsung terguncang, darah muncrat, mungkin otaknya muncrat," ujarnya.
Tak hanya itu, Deolipa juga menjelaskan skenario Sambo dan Putri beberapa hari setelah Brigadir J meninggal dunia.
"Ketika sudah mulai adem, dipanggilan Bharada E, Kuwat dan Ricky kalau tidak salah, ke rumahnya Sambo. Saya blak-blakan sekarang, di rumah Sambo ini kata Bharada E, ada Putri dan Pak Sambo," kata Deolipa.
Di sana, kata dia, Putri dan Sambo menawarkan uang dengan jumlah fantastis kepada Bharada E dan dua tersangka lainnya.
"Itu sudah beberapa hari, sudah mulai adem. Menawarkan uang kepada Kuwat. Menawarkan uang kepada Ricky juga, tapi dalam bentuk dollar," tuturnya.
Namun menurut Deolipa, uang itu hingga saat ini belum juga diserahkan oleh Sambo kepada tiga tersangka tersebut.
"Uangnya ditunjukkin, tapi dijanjikan oleh Sambo, kalau semuanya sudah beres, udah SP3 karena bela paksa, setelah beres baru uangnya satu bulan kemudian dikasih. Sebagai uang buat kamu happy happy. Tapi uang itu tidak pernah dikasih sampai sekarang, itu iming-iming namanya. Itu ceritanya kepada saya," beber Deolipa.
Deolipa pun sedikit memberikan bocoran mengapa Sambo begitu marah kepada Brigadir J.
"Orang kalau sampai begitu geram, itu kan kalap," kata dia.
"Apakah ini terkait peristiwa sensitif di Magelang?" tanya host.
"Iya lah, apalagi. Kita juga kan kalau punya pacar ditungguin orang kan marah, tapi kita nggak usah marah kan orang (masih) pacar."