"Gue jadi berteman sama mereka. Gue jadi dikenal paling nurut. Karena ini bukan pertama kalinya gue harus masuk ke mental health facility, pas gue cerai dan buka jilbab gue masuk di sana gue masih bisa ketemu keluarga,” kata Marshanda.
"Di sini enggak ada satu orang pun yang jenguk. Gue bingung, enggak tahu harus gimana. Jadi gue mikir jalanin aja, lu patuh lu makin cepat keluar dari sini," lanjut Marshanda.
Marshanda mengatakan, ia merasa makanan yang dimakanannya saat itu makanan sehat. Namun, mau tak mau ia harus memakannya selama di sana.
Saat di rumah sakit jiwa Los Angeles, ia hanya bertemu dokter sekali dalam sepekan.
Namun, setiap pertemuan itu hanya diizinkan bertemu dokter kurang dari 10 menit.
Marshanda hanya merasa dimanusiakan ketika mengikuti group session.
"Ada leader-nya baru di situ kita dianggap manusia. Pemerintah di sini, di Amerika enggak menghargai profesi kita sebagai nurse untuk mental instability, akhirnya gue ngerti kenapa kita di treat begitu," tutur Marshanda. (*)