Budhi juga mengatakan, tindakan asusila Brigadir J itu membuat Putri Candrawathi terbangun dari tidur dan berteriak minta tolong.
Bahkan, katanya, Brigadir J sempat menodongkan senjata api ke kepala Putri.
"Pada saat ibu (istri Kadiv Propam) tertidur, lalu terbangun dan kaget, kemudian menegur Saudara J. Saudara J membalas, 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang," kata Budhi.
Menurut Budhi, teriakan Putri membuat Bharada E yang juga berada di rumah itu datang menghampiri pusat suara.
Namun, Bharada E justru disambut tembakan Brigadir J. Dari situ lah, disebut terjadi baku tembak Brigadir J dengan Bharada E yang akhirnya menewaskan Yosua.
Budhi mengatakan, Bharada E melepaskan 5 tembakan ke arah Brigadir J dan tepat sasaran.
"Tembakan (Brigadir J) tidak mengenai saudara E, hanya mengenai tembok," ucapnya.
Budhi juga sempat mengungkapkan jenis senjata yang digunakan oleh Brigadir J berupa pistol jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru.
Sementara, Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru.
Tak hanya itu, Budhi sempat menyebut bahwa seluruh kamera CCTV di rumah dinas Sambo mati karena dekodernya rusak. CCTV itu disebut mati sejak 2 minggu sebelum insiden baku tembak.
“Ya dekodernya (rusak),” kata dia.
Source | : | Kompas.com,Tribunmedan |
Penulis | : | Septia Gendis |
Editor | : | Septia Gendis |
Komentar