Taufan menyebutkan, Ferdy Sambo mengakui kesalahannya karena memerintahkan Bharada E menembak Brigadir J. Taufan juga mengatakan, Ferdy Sambo akan bertanggung jawab karena melibatkan banyak orang.
"Makanya waktu itu saya tanya sama dia (Ferdy Sambo), setelah pertanyaan pokok dan sampingannya kalau saya tanya, 'kamu merasa nggak kalau kamu sudah menjadikan anak buahmu yang masih muda jadi terikut masalah inilah', 'iya pak saya salah, nanti saya tanggung jawab semuanya', 'benar ya?' Saya bilang. 'Kasihan ini anak muda', begitu. Itu sebetulnya pertanyaan pokoknya kan bukan di situ, 'Apa yang kamu lakukan?' Kan begitu," papar Taufan panjang lebar.
Taufan mengungkapkan Ferdy Sambo ingin membebaskan Bharada E dari jerat hukum. Menurutnya, itu akan ditentukan pada saat di pengadilan.
"Dia bilang begitu (ingin bebaskan Bharada E). Makanya kita lihat saja nanti. Tapi yang paling pokok saya kira tugas pengacaranya Richard untuk harus memperjuangkan itu (kebebasan), Saudara Ronny supaya dia bisa membela hak-hak, bahwa dia sudah mengaku kan kita tidak bisa bilang dia tidak melakukan tindak pidana. Tapi kan dengan pembelaan-pembelaan hak-hak dia sebagai terdakwa nanti, mudah-mudahan, hakimlah yang memutuskan," terang Taufan lagi.
Sebelum foto dalang kematian tragis Brigadir J disebarkan ke media massa, Timsus Polri lebih dulu memberikan Bharada E tes kunci. Pada akhir Juli 2022, penyidik Timsus Polri membawa Bharada E ke suatu tempat. Di depan Bharada E, berjejer papan sasaran tembak.
Merujuk pada koordinasi Timsus Polri dengan Komnas HAM, Bharada E lantas diminta latihan menembak dengan Glock-17, pistol yang awalnya disebut ia pakai dalam baku tembak dengan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
“(Bharada E) dibawa (penyidik), dicoba suruh menembak,” sebut Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik seperti dilansir dari kumparanplus, Selasa (16/8/2022).
Dari hasil tes menembak, Richard ternyata tidak mahir-mahir amat. Nilainya tak jauh beda dengan hasil latihan menembaknya saat menjalani pendidikan di Pusat Pendidikan Korps Brimob Watukosek, Jawa Timur.
“Dicek datanya, ternyata dia seorang murid sekolah yang dulu pelajaran menembaknya jelek. Disuruh (latihan) menembak, (hasil) tembakannya ngawur semua,” kata Taufan.
Tujuan Timsus Polri mengetes kemampuan menembak Bharada E adalah untuk mematahkan rekaan Ferdy Sambo dan kawan-kawannya. Pasalnya, keterangan awal Richard yang merupakan arahan Sambo menyebutkan bahwa Brigadir J tewas karena 5 tembakan Richard. Sebaliknya, 7 tembakan Yosua dari pistol HS-9 yang diarahkan ke Richard, seluruhnya meleset.
“(Penyidik Timsus lalu berkata])‘Nyatanya kamu enggak bisa menembak dengan baik. Kok berani-beraninya mengaku kamu yang menembak (Brigadir J),’” sebut Taufan menceritakan proses pemeriksaan Richard oleh Timsus.