Kyiv mengatakan telah mendasarkan temuannya pada informasi dari otoritas lokal di Krasnodar, sebuah kota Rusia selatan dekat Ukraina.
Menurut pernyataan itu, lebih dari 300 anak Ukraina ditahan di lembaga khusus" di wilayah Krasnodar.
Kementerian menuduh Rusia melakukan tindakan yang sangat melanggar Konvensi Jenewa 1949, yang menetapkan aturan untuk perawatan kemanusiaan di masa perang dan Konvensi PBB tentang Hak Anak.
"Semua anak Ukraina, yang dipindahkan secara ilegal ke wilayah Rusia, (untuk-red) dikembalikan ke orang tua atau wali sah mereka," seru lembaga Ukraina.
Beberapa keluarga dari Mariupol mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa mereka terpaksa pergi ke Rusia untuk melarikan diri dari pertempuran.
Sebagai informasi, Mariupol merupakan kota pelabuhan strategis di Laut Azov yang dikepung pada hari-hari awal invasi.
Rusia sepenuhnya merebut kota itu setelah berminggu-minggu pengepungan dan penembakan hebat yang menewaskan sekitar 20.000 orang, menurut perkiraan Ukraina.
PBB Khawatir Terjadi Adopsi Paksa
Selama terjadinya konflik antara Ukraina dan Rusia, diketahui terdapat banyak anak warga Ukraina yang dipindahkan ke Rusia sejak terjadinya awal serangan pada Februari 2022 lalu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) alias United Nations (UN) kini menyoroti isu kemungkinan terjadinya adopsi paksa yang dilakukan oleh warga Rusia terhadap anak-anak Ukraina.
Isu ini dibahas oleh Afshan Khan selaku Direktur Regional UN Children Fund untuk Eropa dan Asia Tengah.