Erayani bilang hanya menyebutkan gelar-gelar itu saja kepada pihak calon mertua.
Sementara yang inisiatif menuliskan gelar pada semua perlengkapan pernikahan itu adalah pihak calon istri.
Keterangannya dibantah oleh S, ibu NA, ketika Tribun konfirmasi di luar persidangan.
Dia mengatakan justru permintaan menuliskannya itu datangnya dari Erayani.
Beberapa waktu lalu, NA kemudian melaporkan Erayani atas kasus dugaan penipuan materi.
Kerugian yang dilaporkan adalah sekitar Rp 300 juta.
Nilai materi sebanyak itu berasal dari tabungan dan penjualan aset serta pinjaman atas nama NA atas suruhan Erayani.
Uang diberikan NA kepada Erayani karena adanya tawaran yang mengaku dokter Ahnaf Arrafif itu untuk membantu mengobati ayah NA yang sedang sakit stroke.
Sementara ibu Erayani mengaku tidak tahu putrinya menikah di Jambi, apalagi dengan perempuan.
Dia menyalahkan pihak NA yang menikahkan orang yang tidak bisa tunjukkan identitas.
Kemudian terkait penyekapan yang diungkapkan NA selama di Lahat, Suryani ibu Erayani mengatakan itu tidak benar.
Dia menyebut NA bahagia selama di Lahat, Sumatera Selatan.
Sebanyak 18 foto bahagia Erayani dengan NA ditunjukkan Suryani sebagai bukti membantah adanya penyekapan di Lahat.
Foto-foto tersebut dicetak dalam 4 kertas foto ukuran A4, dihadirkan saat konfrensi pers di Kota Jambi, Jumat (8/7/2022) lalu.
Suryani merupakan ibu kandung dari Erayani, yang saat hadir di hadapan media mengenakan jilbab hitam.
Dia datang dari Lahat ke Jambi bersama seorang putrinya yang merupakan adik dari Erayani.
Kehadirannya terkait dengan kasus yang kini ramai dibicarakan yakni pernikahan sesama jenis yang dilakoni Erayani yang mengaku laki-laki ketika menikahi NA gadis warga Kota Jambi.
"Tidak benar ada penyekapan ya. NA bebas selama di Lahat, mereka juga sering pergi jalan-jalan," kata Suryani kepada wartawan.
Erayani alias Ahnaf Arrafif nikah sesama jenis dengan NA alias Mawar pada Juli 2021, kemudian pindah ke Lahat Desember 2021.
Pihak NA mengatakan terjadi penyekapan pada NA selama di Lahat, Sumatera Selatan, dalam rentang waktu sekitar 4 bulan.
Kepada Tribun beberapa hari yang lalu, NA mengaku tidak dibolehkan keluar dari rumah sendirian.
Bahkan ada kalanya dikunci di dalam kamar saat pria jadi-jadian yang menikahinya yang mengaku seorang mualaf bernama dokter Ahnaf Arrafif itu tidak ada di rumah.
Kemudian S, ibunda NA, mengungkapkan putrinya itu dalam kondisi tidak sadar selama di Lahat karena pengaruh yang ditanamkan Erayani padanya, dan juga memutuskan kontak dengannya.
Tudingan S, Erayani bahkan membuat penampilan NA jadi berubah total, mulai dari mengecat rambut hingga melepas hijab.
Atas bantahan penyekapan itu, S kemudian memberi tantangan kepada keluarga Erayani terutama untuk Suryani, apakah bersumbah di bawah Alquran atas semua yang diucapkannya.(*)
Source | : | TribunStyle.com,Tribunjambi.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar