GridHot.ID - Invasi Rusia terhadap Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari lalu masih berlangsung hingga sekarang.
Ukraina diketahui berhasil memukul mundur pasukan Rusia melalui kombinasi tekad dan persenjataan AS yang melimpah.
Dengan senjata AS, tentara Ukraina mendorong Rusia keluar dari Kyiv dan memaksa mereka mundur ke Donbas.
Sekarang, dengan roket jarak jauh Amerika, mereka telah menghancurkan lusinan target bernilai tinggi milik Rusia.
Dilansir dari Aljazeera, Presiden Rusia Vladmir Putin pun tak tinggal diam.
Pada Kamis (25/8/2022), Putin memerintahkan militer negaranya untuk menambah jumlah pasukan sebanyak 137.000di tengahaksi militer Moskowdi Ukraina
Keputusan Putin yang mulai berlaku mulai 1 Januari itu tidak merinci bagaimana cara militer meningkatkan pasukannya.
Apakah dengan menyusun wajib militer dalam jumlah yang lebih besar, meningkatkan jumlah tentara sukarelawan, atau menggunakan kombinasi keduanya.
Keputusan yang dikeluarkan pada hari Kamis akan meningkatkan jumlah keseluruhan personel militer Rusia menjadi 2.039.758, termasuk 1.150.628 prajurit.Perintah sebelumnya menempatkan jumlah militer masing-masing di 1.902.758 dan 1.013.628 pada awal 2018.
Sementara itu, media Rusia dan organisasi non-pemerintah mengatakan pihak berwenang Rusia telah berusaha untuk meningkatkan jumlah tentara yang terlibat dalam aksi militer di Ukraina.
Mulai dari menarik lebih banyak sukarelawan, melibatkan kontraktor militer swasta, dan bahkan menawarkan amnesti kepada beberapa tahanan dengan imbalan tur tugas militer.