Berhubung Martha Tilaar ingin memberdayakan masyarakat setempat lewat sebuah tempat wisata, akhirnya pada tahun 2013 rumah ini direnovasi.
“Sebenernya karena awalnya keinginan Bu Martha untuk balik ke kampungnya. Jadi kan sebenarnya Bu Martha dia lahir dan besar di Gombong sampai umur 10 tahun. Dia beli rumah keluarga ini dengan maksudnya untuk balik ke kampungnya," kata Reza.
Karena banyak yang beranggapan angker dan berhantu, dulunya banyak orang yang segan untuk melewati rumah tempat Martha Tilaar lahir itu.
Situasi tersebut kini berbanding terbalik dengan saat ini.
Kini Roemah Martha Tilaar tersebut ramai dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat kegiatan komunitas setempat.
Karena tidak ditempati sejak tahun 1970-an, maka bagian Roemah Martha Tilaar seperti atap, lantai, dan kaca rusak.
Rumput liar tak terawat pun banyak yang tumbuh di halaman depan Roemah Martha Tilaar ini.
“Rumput-rumput dan ilalang tinggi-tinggi. Jadi rumah utama ini yang ada dan paviliunnya. Kondisinya banyak lumayan kerusakannya. kebayangkan rusak di atap, plafon jebol, kaca patri pecah. interior dalam tegel itu ada juga yang rusak. beberapa ada yang rusak,” jelasnya.
Perlahan tapi pasti, kerusakan-kerusakan tersebut berhasil diatasi dan membuat tampilan Roemah Martha Tilaar ini kembali cantik.