Jebakan utang
Pada Sabtu (27/8/2922), komisi tinggi India di Colombo mengatakan Sri Lanka “membutuhkan dukungan, bukan tekanan yang tidak diinginkan atau kontroversi yang tidak perlu untuk melayani agenda negara lain.
Ini juga merujuk pada “agenda yang didorong oleh utang,” referensi yang jelas ke pelabuhan Hambantota yang didanai China, yang sering dikaitkan dengan tuduhan diplomasi jebakan utang China.
Sri Lanka saat ini sedang menavigasi jalan keluar dari krisis ekonomi terburuknya, dan menyeimbangkan persaingan pengaruh dari India dan China, yang menurut para analis dibutuhkan.
Pinjaman China menyumbang sekitar 10 persen dari total utang luar negeri negara itu. Tetapi sejak tahun ini, India juga telah meminjamkan sekitar 3,8 miliar dollar AS untuk membantu Sri Lanka melewati krisis ekonominya.
Wen-ti Sung, seorang ilmuwan politik di Universitas Nasional Australia yang mengkhususkan diri pada Taiwan dan China, mengatakan Delhi menciptakan “daya tawar baru” melalui tuduhan “militerisasi” selat oleh China.
Di masa depan, normalisasi “retorika yang lebih keras” dari India ini dinilai dapat menjadi perhitungan dalam negosiasi dengan China.
“Mengetahui bahwa China tidak menginginkan eskalasi di berbagai bidang, India berusaha menciptakan pengaruh baru yang sebelumnya tidak ada, dengan menyinggung China dengan masalah Taiwan,” kata Sung sebagaimana dilansir Guardian.
Terlebih kata dia, kini ada tekanan domestik di China jelang kongres partai ke-20, di mana Presiden Xi Jinping akan mencari masa jabatan ketiga.
Kapal Yuan Wang 5 berlabuh di Hambantota Sri Lanka hanya seminggu setelah China menyelesaikan latihan militer skala besar di sekitar Taiwan, sebagai tanggapan atas kunjungan ketua DPR AS, Nancy Pelosi.
Sejak latihan itu berakhir, militer China terus meningkatkan aktivitas yang oleh para analis disebut sebagai "normal baru".