Terpaut kurang lebih 40 menit berselang, pada sekira pukul 22.30 WIB, Tim Indonesia Automatic Fingerprint System (INAFIS), unit khusus Polri yang lazim bekerja sama dengan unit DVI dan Labfor Polri dan dikenal dengan uniform khas warna jingga ini, dari Polres Lamteng, tiba di tempat kejadian perkara (TKP) dan langsung mensterilisasi berikut olah TKP.
Kapolres Lamteng, Ajun Komisaris Besar Polisi Doffie Pahlevi Sanjaya SIK MSi, dan didampingi Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Ajun Komisaris Polisi Edi Qorinas menyusul sekitar setengah jam kemudian.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, penembakan dilatarbelakangi dendam pribadi.
"Pelaku Rudi merasa sakit hati karena korban menyampaikan hal yang pribadi di grup WhatsApp. Hingga (akhirnya) tadi malam, pelaku melintas di depan rumah korban," ujarnya, Senin (5/9/2022).
"Di samping itu, berdasarkan hasil penyelidikan terhadap pelaku, diketahui korban mempunyai riwayat perselisihan dengan Aipda Rudi. Kami lakukan pendalaman di lingkungan kerja dan keluarga korban, didapati korban punya hubungan yang tidak baik dengan pelaku," ucapnya.
Pandra memaparkan, pelaku diduga dendam karena korban selalu membuka aib, termasuk soal kabar istri pelaku belum membayar uang arisan.
"Motif sementara yang kami dapatkan dari keterangan tersangka hingga tega melakukan penembakan terhadap korban, diduga karena pelaku dendam terhadap korban, karena korban selalu membuka aib/keburukan tersangka kepada kawan-kawannya dan terdapat kabar di grup WhatsApp bahwa istri dari pelaku belum membayar uang arisan online," paparnya.
Pandra menceritakan kronologi penembakan. Malam itu, saat Ahmad sedang duduk di teras rumah, Rudi mendatanginya. Ahmad sempat mengajak Rudi masuk ke rumah. Namun, Rudi justru mengeluarkan pistol dan menembak korban di bagian dada.
Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya menjelaskan, korban sempat berlari ke arah kamar untuk mengambil pistol. Akan tetapi, karena luka tembak di dada, korban tersungkur.