“Dia kan belum sampai sejauh itu, ini dadakan. Dipanggil lagi Richard, mana ada waktu sementara dia juga goncang juga. Dan juga berpikir, 'tidak mungkinlah pasti di klarifikasi dulu (ke Yoshua)’,” ucap dia
Lebih lanjut, menurut dia, Bripka Ricky juga mengikuti skenario yang dibuat Sambo soal kejadian baku tembak karena takut kepada Ferdy Sambo selaku pimpinannya.
Tak hanya itu, Erman menambahkan, Bripka Ricky juga baru berani untuk tidak mengikuti skenario Sambo soal baku tembak setelah mendapat dukungan dan semangat dari keluarganya.
“Itu kan (skenario baku tembak Ferdy Sambo) pimpinan, atasan liat dong kekuatannya ini setelah kejadian ini banyak polisi (ikut terlibat),” ucapnya.
Sebagai informasi, di awal, Polri pernah menyatakan bahwa kasus itu terjadi akibat baku tembak antara dua ajudan Sambo, yakni Bharada E atau Richard Eliezer dan Brigadir Yosua.
Namun belakangan terungkap bahwa skenario tersebut palsu. Itu adalah skenario yang dibuat Ferdy Sambo.
Hasil penyidikan Polri terbaru mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo memerintahkan agar Bharada Richard menembak Brigadir J hingga tewas.
Mengutip tribunnewsmaker.com, Bripka RR memberikan kesaksian tentang apa yang terjadi di hari penembakan Brigadir J atau Yosua Hutabarat.
Menurut Bripka Ricky kepada kuasa hukumnya, Erman Umar, awalnya ia Brigadir Yosua, dan Kuwat Maruf, berjalan beiringan masuk ke lokasi kejadian dari halaman rumah.
Namun, saat itu Brigadir Yosua dan Kuwat Maruf masuk lebih dahulu ke dalam rumah, lantaran Bripka Ricky harus melepas sepatu terlebih dahulu. Usai menyusul masuk, tiba-tiba Brigadir Yosua sudah ditembak.
"Jadi jalan lah Si Kuwat beriring-iringan dengan Yosua. Terakhir, paling duluan Yosua."