Wahyudi pun merasa ada yang ganjil terkait hal itu.
"Buat saya, itu kiriman yang ganjil, mengingat Pak Harto bukanlah penggemar apalagi pengumpul barang-barang seni semacam itu. Namun sempat terbersit di benak saya, apakah itu sebuah pertanda baik bagi Pak Harto?" kata Wahyudi.
Meski demikian, Wahyudi tetap berharap yang terbaik untuk Soeharto.
"Dalam hati tentu saja saya mengharapkan yang terbaik terjadi pada Pak Harto, mengingat isyarat alam semesta bisa saja datang melalui berbagai cara," harap Wahyudi.
Wahyudi melanjutkan, tak lama dari dikirimnya bingkisan itu, dirinya tiba-tiba menjadi sibuk.
Sebab, saat itu memang terjadi peristiwa G30S/PKI.
"Di hari-hari pertama terjadinya kudeta itu, Pak Harto menyuruh saya mengungsikan Ibu Tien dan putra-putri beliau ke suatu tempat yang dirahasiakan," kata Wahyudi.
Wahyudi kemudian membawa Bu Tien dan keluarganya ke rumah sederhana milik Kostrad di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru selama tiga hari.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 7 September 2022, diberitakan sebelumnya,Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman meminta jajarannya untuk mewaspadai pihak-pihak yang mencoba mengganggu TNI.
Ia mewanti-wanti agar jangan sampai peristiwa Gerakan 30 September yang terjadi pada tahun 1965 kembali terjadi.
"Kalau TNI pun kemudian ada yang kemudian mencoba mengganggu, jangan sampai terjadi seperti G30S/PKI. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran, waspada," kata Dudung di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Rabu (7/9/2022).