Ini juga akan menjadi dorongan besar bagi Ukraina yang ingin menunjukkan negara-negara Barat sudah memasoknya dengan senjata dengan benar agar terus mendapat dukungan berkelanjutan.
Ada tekanan pada Ukraina untuk menunjukkan kemajuan sebelum musim dingin tiba.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan di Kyiv, pasukan Ukraina menunjukkan bahwa mereka mampu mengalahkan tentara Rusia dengan bantuan senjata.
"Jadi saya tegaskan lagi: semakin banyak senjata yang kita terima, semakin cepat kita menang, dan semakin cepat perang ini akan berakhir," katanya dikutip dari Reuters.
Kemudian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video pada Sabtu (10/9/2022) mengatakan, angkatan bersenjata Ukraina sudah merebut kembali sekitar 2.000 kilometer persegi wilayah sejak serangan balasan diluncurkan awal bulan ini.
Belum ada pejabat Ukraina yang mengonfirmasi Izium direbut kembali, tetapi kepala staf Zelensky yaitu Andriy Yermak sempat mengunggah twit dengan emoji anggur. Nama Izium berarti "kismis."
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kontan.co.id, 7 September 2022, diberitakan sebelumnya,Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut sanksi yang Barat jatuhkan atas negaranya setelah invasi ke Ukraina sebagai ancaman bagi seluruh dunia, tapi untuk mengisolasi Moskow sia-sia di tengah poros menuju Asia.
Putin membuat komentar itu saat pidato di Forum Ekonomi Timur di Kota Vladivostok, Rusia, pada Rabu (7/9), sesaat sebelum pengumuman pemimpin Rusia itu akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping minggu depan di Uzbekistan.
Mengecam apa yang dia gambarkan sebagai "demam sanksi" di Barat, Putin bilang, langkah-langkah itu sebagai "upaya agresif yang tidak terselubung untuk memaksakan pola perilaku di negara lain, merampas kedaulatan mereka, dan menundukkan mereka pada kehendak mereka".
Pernyataan itu muncul setelah Kremlin pada Senin (5/9) mengatakan, aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman tidak akan Rusia lanjutkan secara penuh sampai negara-negara Barat mencabut sanksi terhadap Rusia. Hanya, Putin membantah bahwa Moskow telah "mempersenjatai" pasar energi, seperti yang banyak pemimpin Eropa klaim.
Putin juga berusaha untuk menghilangkan anggapan bahwa sanksi oleh negara-negara Barat dan konflik yang sedang berlangsung di Ukraina, telah berdampak besar pada ekonomi Rusia.