Pekan lalu, AS mengumumkan program bantuan senjata baru untuk Ukraina.
Nantinya Ukraina akan menerima amunisi untuk sistem anti-roket HIMARS dan beberapa perlengkapan lain.
Meski disebut mulai melemah oleh Ukraina dan sekutunya, namun pihak Rusia menegaskan bahwa mereka masih akan terus melanjutkan operasi militernya.
"Operasi militer khusus terus berlanjut. Dan itu akan terus berlanjut sampai tujuan yang semula ditetapkan tercapai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.
Presiden Rusia Vladimir Putin pun pada hari Senin mengatakan negaranya telah berhasil bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi Barat.
Menurutnya, bentuk balasan apapun bukan masalah bagi Rusia.
"Taktik blitzkrieg ekonomi, serangan gencar yang mereka (Ukraina) andalkan, tidak berhasil," ungkap Putin. Di sisi lain, ribuan tentara Rusia dilaporkan telah mundur dan meninggalkan amunisi dan peralatannya di wilayah selatan Ukraina.
Saat mundur, tentara Rusia menembakkan rudal ke pembangkit listrik, menyebabkan pemadaman listrik di wilayah Kharkiv yang vital.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 13 September 2022, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Senin (13/9/2022) bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan dalam melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.
Tapi, kata dia, masih terlalu dini untuk memprediksi hasil akhir perang apakah pasukan Ukraina akan menang atau tidak melawan Rusia.
"Jelas kami telah melihat kemajuan yang signifikan oleh Ukraina, khususnya di wilayah timur laut, dan itu adalah produk dari dukungan yang kami berikan.