Sementara itu, dia menambahkan, di tengah situasi dan kondisi China yang kian terluka seperti yang sudah dibahas kemarin.
Bank Sentral China terus memberikan likuiditas dari system perbankan untuk bulan kedua berturut turut, sembari mempertahankan tingkat suku bunganya untuk tidak berubah karena berusaha mengurangi tekanan kepada mata uang yuan dari divergensi kebijakan dengan The Fed.
Presiden China Tegaskan Dukungan untuk Kepentingan Mendasar Rusia, Amerika Mewanti-wanti
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan KompasTV, 16 September 2022, Presiden China Xi Jinping tegaskan dukungan penuh China untuk Rusia dan "kepentingan intinya", meskipun tampak presiden Rusia mengakui ada kekhawatiran China tentang perang di Ukraina.
Seperti laporan Straits Times, Jumat, (16/9/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui keraguan ini ketika dia bertemu langsung dengan Xi untuk pertama kalinya sejak Februari, ketika kedua pemimpin itu menyatakan kemitraan "tanpa batas" yang mengkhawatirkan Amerika Serikat dan sekutunya.
Moskow memahami bahwa Beijing punya "pertanyaan dan kekhawatiran" tentang perang di Ukraina, kata Putin dalam sambutan pembukaan di seberang meja dari Xi dalam pertemuan yang diadakan di sela-sela KTT Organisasi Kerjasama Shanghai SCO di Uzbekistan.
"Kami sangat menghargai posisi yang seimbang dari sahabat China kami sehubungan dengan krisis Ukraina," katanya, sambil meyakinkan Xi bahwa dia akan menjelaskan posisinya pada pertemuan mereka.
Beijing mendapat kecaman karena menolak mengutuk serangan Rusia ke Ukraina, yang malah menyalahkan AS dan NATO karena membuat Putin tersudut dengan jejak aliansi militer NATO yang semakin berkembang.
Dalam pembacaan pertemuan China, Xi mengatakan kepada mitranya dari Rusia bahwa China akan bekerja dengan Rusia "untuk memperluas dukungan timbal balik yang kuat pada isu-isu mengenai kepentingan inti masing-masing", dan meningkatkan perdagangan dan bidang kerja sama lainnya.
Tetapi pemimpin China itu tidak menyebutkan Ukraina dalam pernyataannya, sementara juga mengambil kesempatan untuk memproyeksikan citra negaranya sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab.
"Dalam menghadapi perubahan di dunia, waktu, dan sejarah", kata Xi, China bersedia bekerja sama dengan Rusia "untuk menunjukkan tanggung jawab sebuah negara besar, memainkan peran utama, dan menyuntikkan stabilitas ke dunia yang bergejolak" .