Dalam keseharian, kakak Brigadir Yosua bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Balai Karantina Pertanian Jambi. Dia tercatat sebagai PNS Kementerian Pertanian.
Kakak Brigadir Yosua memiliki jabatan sebagai POPT (Pengendali Organisme Penganggu Tumbuhan) Terampil yang berada di Jambi. Sayangnya, Yuni Hutabarat tidak menyebutkan latar pendidikannya dalam akun Facebook miliknya.
Keluarga Brigadir Yosua sempat menunjukkan foto kesedihan mendalam yang dirasakan Yuni dan ibundanya, Rosti Simanjuntak.
Saat mendapatkan kabar duka yang menimpa Brigadir Yosua, Rosti dan suaminya, Samuel Hutabarat sedang berada di Padang Sidimpuan, Sumatera Utara usai berziarah ke makam keluarga.
Sebagai manusia biasa, Rosti belum siap menghadapi kenyataan pahit kehilangan putranya.
"Memang secara manusia, saya belum sanggup menerima ini. Tetapi terimakasih atas berkat tuhan, ada keluarga saya yang mau mengurus semua ini," kata Rosti Simanjuntak, Senin (11/7/202022).
Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat menyayangkan permintaan terakhir istrinya agar sang anak dimakamkan menggunakan upacara kepolisian tak diberikan Polri.
"Padahal sebelumnya ditanya apa permintaan terakhir keluarga dan itu jawaban mamaknya (upacara kepolisian)," kata dia.
Samuel lalu menuturkan firasat tak enak yang dialaminya sebelum mendapat kabar kematian sang anak.
"Sebelum dapat kabar anak saya meninggal, saat saya ziarah saya merasa merinding. Tapi saya anggap itu hal biasa, tapi setelah masuk mobil merinding lagi. Pertanda apa ini," katanya dalam bahasa Batak Toba.
Brigpol Nopryansah Yosua Hutabarat, dimakamkan di pemakaman umum kristiani, di Desa Sukamakmur, Rt 8, Simpang Unit 1, Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, Senin (11/7/2022).
"Kami kecewa, katanya mau dikawal dan dimakamkan secara upacara kepolisian dari Brimob, rupanya tidak ada. Hanya kami keluarga tanpa ada pengawalam dari kepolisian," kata Rohani Simanjuntak selaku bibi korban.
Saat itu, kata Rohani, pihak kepolisian menanyakan permintaan keluarga, sebelum pemakaman. Pihak keluarga meminta untuk dimakamkan secara kepolisian, dan kemudian dipenuhi oleh tim yang datang dari Mabes Polri.
Namun, saat hari pemakaman, tidak ada prosesi pemakaman secara kepolisian, seperti pada umumnya. Rohani mendengar, intruksi tersebut datang dari Mabes Polri, agar tidak dilakukan pemakaman secara kepolisian.
"Mereka yang tanya, apa permintaan keluarga. Ibu korban atau kakak saya bilang mau dimakamkan secara kepolisian dan mereka menyetujui," kata Rohani.
"Tapi, malah pas pemakaman, tidak ada sama sekali. Ya kecewa kita," bilangnya. (*)
Source | : | Tribun-Papua.com,Fotokita.net |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar