Gridhot.ID - Asam lambung merupakan gangguan tubuh yang banyak diderita orang.
Dikutip Gridhot dari GridHealth, asam lambung sendiri juga sering dikenal dengan istilah GERD.
Asam lambung memiliki persamaan dalam infeksi lambung yang berarti adanya peradangan dalam organ tersebut.
Asam lambung ini juga dikenal sebagai penyakit maag.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, penyakit maag yang ditandai dengan nyeri pada lambung seringkali diatasi dengan obat-obatan penetral asam lambung.
Namun, obat-obatan tersebut mungkin tidak efektif jika digunakan jangka panjang karena tidak mengatasi akar permasalahan penyakit itu.
Menurut dokter ahli gastroenterologi Marcellus Simadibrata, obat-obatan penetral asam lambung dulu memang menjadi primadona penderita maag.
Ini karena obat-obatan tersebut dengan cepat dapat menetralkan asam lambung dengan memberikan obat yang bersifat basa, seperti natrium bikarbona atau antasida yang mengandung aluminium hidroksida.
"Obat-obatan itu dulu memang sering digunakan, namun kini sudah banyak berkurang," kata Marcellus saat diwawancarai di sela-sela Natural Wellness Symposium SOHO Global Health di Makassar, Sabtu (14/6/2014).
Penggunaan jangka panjang obat-obatan tersebut berisiko menimbulkan endapan pada ginjal.
Jika dibiarkan maka akan merusak fungsi dari organ tersebut.
Menurut dia, obat-obatan penetral asam lambung tidak lagi banyak dipakai karena sebetulnya masalah penyebab maag bukan hanya di asam lambung.
Asam lambung hanya merupakan hasil dari penyakit lainnya yang menjadi akar masalah.
"Akar masalahnya bisa berupa stres atau infeksi Helicobacter pylori. Jadi itulah yang harus diatasi," tegas Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Pengobatan juga bisa berupa penguatan dari lapisan lendir pada dinding lambung atau yang dikenal dengan istilah mukus mukosa.
Lapisan ini berfungsi melindungi lambung dari faktor-faktor agresif yang menimbulkan peradangan pada lambung, termasuk asam lambung.
"Jadi pengobatan yang efektif bukan hanya terfokus pada faktor agresif saja, melainkan juga pada penguatan pada mekanisme pertahanan yang dimiliki lambung," ujarnya.
(*)