Nahar juga menyampaikan, pihaknya berupaya menjangkau anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, ini.
"Iya, ini bersama Dinas PPPA Provinsi dan Kota Malang sedang melacak data anak-anak yang menjadi korban," kata Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nahar saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/9/2022).
Menurut dia, hingga saat ini sedikitnya ada 17 anak yang meninggal dan tujuh anak mengalami luka-luka.
"Data yang masuk, 17 anak meninggal dan tujuh dirawat, tapi kemungkinan bisa bertambah," katanya.
Anak-anak yang menjadi korban dalam tragedi ini kebanyakan berusia antara 12 tahun hingga 17 tahun.
Pihaknya masih terus memastikan jumlah anak yang meninggal serta korban luka-luka yang memerlukan perawatan fisik dan psikis lanjutan.
Sebagaiman diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, sebanyak 130 orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi berdarah usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kericuhan terjadi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya. Ribuan suporter merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Diduga, tembakan gas air mata menjadi salah satu pemicu kerusuhan yang terjadi.
(*)